Oleh : Nurdiyansah*
Gurita itu menjulurkan lengannya yang lengket
Begitu lentur dan lembek
Tangkaplah aku!
Ahhhhh… ujung kakinya menyentuh pipiku
Kurasakan ada pori yang terhisap
Juga hipnotis indah tentang fantasi aku menjadi kupu-kupu
Ia menjulur ke belakang kepalaku
Melilitkankannya bagai batang sirih mengitari inangnya
Aku mendesah oleh gerak sepasang sayap di punggung yang tiba-tiba menyembul keluar perlahan
Ahhhhh… kini tak hanya satu, tapi lengannya satu per satu membungkus diri secara perlahan
Dekap aku
Yang merindu untuk kau peluk
Gurita raksasa menarikku untuk mendekat
Ia bicara tentang suatu kuasa
Aku melihat bunga besar dengan rongga semerbak
Wanginya manis
Tak sabar aku menjulurkan lidah penghisap panjangku
Gurita raksasa mengarungi diriku
Aku bagai melihat samudera semesta
Basah, lengket, hangat dalam pelukan yang kian sesak
Namun, mataku kian berbinar
Rasanya manis
Dan menggiurkan
Kucucup madunya
Darahku seolah tersekap
Jantungku terhimpit
Lalu, madu itu menjalar ke seluruh tubuhku
Awalnya semua penuh gejora
Lantas kilat itu menyilaukan
Gelap hadir
Tapi aku bermasturbasi dengan hitam
Ahhhhh…
*Nurdiyansah adalah penulis dan petualang, salah satu kreator dari www.jejakwisata.com dan candinusantara.com