Search
Close this search box.

Papan nama Jalan Pasar Kembang yang menjadi legenda prostitusi di jantung kota Yogyakarta.(photo ; KOMPAS.com/ WIJAYA)
Papan nama Jalan Pasar Kembang yang menjadi legenda prostitusi di jantung kota Yogyakarta.(photo ; KOMPAS.com/ WIJAYA)

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Siapa yang tidak mengenal Yogyakarta, kota dengan seribu budaya dan pelajarnya? Namun, di balik daya tarik wisata budaya, Yogyakarta pun memiliki magnet wisataesek-esek yang konon sudah melegenda sejak zaman kolonial Belanda.

“Di sini dulu para selir dan gundik disembunyikan oleh raja-raja dan bangsawan Jawa tempo dulu. Di zaman penjajahan para tentara dan pejabat Belanda juga melepas syahwat di sini,” terang Pak Dhe (56), seorang satu tukang becak di Sarkem, yang biasa mendapat uang tambahan dari usahanya mengantar tamu ke lokasi itu.

Sarkem adalah akronim dari Pasar Kembang (pasar bunga). Nama Sarkem sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Yogya. Tak hanya tukang becak, akademisi dan pejabat pun sudah mengenal tempat prostitusi terbesar di kota gudeg ini.

Lokalisasi yang terletak di Kampung Sosrowijayan itu terhitung masih satu kompleks dengan Malioboro, tepatnya di sebelah selatan Stasiun Tugu. Berada di tengah-tengah kota antara Malioboro dan Stasiun Tugu membuat tempat ini tak pernah sepi dari pengunjung setiap malamnya. “Setiap malam hampir tidak pernah sepi pengunjung. Apalagi kalau musim liburan, pasti penuh pengunjung,” kata Pak Dhe.

Jalan menuju Malioboro dari arah barat, jika dilihat dari luar, tak lebih dari jalan perkampungan pada umumnya. Hotel-hotel dan penginapan murah yang berjajar di selatan jalan seakan menjadi tirai besar yang menutup lokalisasi yang ada di dalamnya. Untuk bisa masuk ke dalam perkampungan itu, pengunjung harus membayar sebesar Rp 2.000.

Di lokalisasi ini, pengunjung harus berjalan di antara gang-gang sempit untuk bisa sampai ke lokasi. Perempuan-perempuan berpakaian seksi dengan senyum menggoda sudah siap menyambut mereka yang datang ke dalam kampung tersebut. Kolaborasi antara lampu warna-warni, aroma parfum yang menyengat dan musik dangdut koplo akan ditemui di sana, khas lokalisasi….

Editor :Glori K. Wadrianto/http:regional.kompas.com