Search
Close this search box.

Makassar. ourvoice.or.id – Kasat mata di atas bumi hanya ada dua kelamin. Tidak perlu saya gambarkan bentuknya, anda sudah membayangkan rupa keduanya. Sering terdengar kalimat ini, “Apa yang nempel di tubuhmu ya itulah kamu. Kalo ada belalai, kamu laki-laki. Kalo gak maka kamu perempuan”. Sebuah vonis yang ditelan bulat-bulat sebagian besar manusia. Lalu beberapa diantara saudara merasa berbeda. Saudara berkata, “Ini tidak benar!”

Sebagai penulis saya tidak pernah mau membiarkan pembaca saya menemukan ketidakjelasan dan kesesatan. Sebab itu, rahasia kelamin akan saya bahas tuntas setelah saya membahas satu kata yang paling penting dalam tatanan peradaban manusia. Yang saya maksud, spirit.

Secara etimologi kata “spirit” berasal dari kata Latin “spiritus”, yang diantaranya berarti roh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, nafas hidup, nyawa hidup. Dalam perkembangannya, kata spirit diartikan secara lebih luas lagi. Para filosuf, mengonotasian “spirit” dengan  kekuatan yang menganimasi dan memberi energi pada cosmos, kesadaran yang berkaitan dengan kemampuan, keinginan, dan intelegensi, makhluk immaterial, wujud ideal akal pikiran. Yakni, moralitas, rasionalitas bahkan keilahian.

Dilihat dari bentuknya, spirit menurut Hegel, paling tidak ada tiga tipe, subyektif, obyektif dan obsolut.  Sementara spirit obsolut yang dipandang Hegel sebagai tingkat tertinggi spirit adalah sebagai bagian dari nilai seni, agama, dan filsafat.

Spirit adalah hal pertama yang terbentuk dalam rahim wanita dibanding organ-organ tubuh yang kelihatan. Spirit yang terlanjur turun dari tangan Sang Kreator, bersifat tetap. Sebuah contoh, sepasang suami istri sangat menginginkan anak lelaki. Setiap hari si istri makan ikan dan sayuran. Begitu USG dan lahir, anaknya benar lelaki. Terlihat berhasil. Tujuh tahun kemudian, anak lelaki mereka itu senangnya main boneka dan menggambar Hello Kitty. Tanya kenapa? Ini perbuatan spirit!

Spirit bukanlah malapetaka. Dia hanyalah sebuah karunia, talenta dan passion unik di setiap manusia. Setiap spirit memiliki genre. Dia berkembang dan berevolusi. Dia mutlak terbentuk sejak anda lahir.   Seperti apa spirit anda, seperti itulah genre anda. Tiada jalan lain selain menerima. Mendustai jati diri sama saja mencederai diri.

Semua orang yang lahir dari perut seorang ibu dirancang oleh arsitek yang sama. Sang Kreator, Tuhan. Tiada manusia yang memesan spirit apa, kelamin apa atau orangtua bagaimana sebelum mereka lahir. Jika anda kelihatan seperti wanita dan menyukai wanita lainnya atau jika anda lelaki yang begitu merasa hangat dipelukan lelaki lainnya. Jika anda perempuan yang merasa diri anda tampan atau anda laki-laki yang senang memakai maskara, anda tak bersalah. Orangtua anda tak bersalah. Tuhanpun tak mungkin salah! Dia hanya membiarkan segala benih berkembang. Mulanya tasi dan kayu jati kemudian muncullah klasik, ballad, blues hingga jazz. Mulanya kuda dan keledai muda kemudian sepeda kumbang, Harley hingga Aston Martin. Mulanya Adam dan Hawa kemudian gay Ricky Martin, gay Elthon John, biseks Lady Gaga, biseks Angelina Jolie, hetero Obama dan para transgenre di Thailand.

Manusia bukan kelaminnya. Bukan badannya. Tapi jiwanya. Nikmati enaknya, deritanya. Just go with it! Kita indah dalam jalan kita.  ( S. Kalangi )