Suarakita.org- Kali ini Ourvoice mendapat kesempatan untuk menghadiri diskusi terbuka dengan tema Upaya Mencari Pengakuan Homoseksualitas di Indonesia. Acara yang di prakarsai oleh organisasi Perempuan Mahardika berlangsung pada tanggal 8 november 2010. Peserta yang hadir tidak hanya berasal dari LSM LGBT seperti Arus pelangi dan Ardhanary Institute. Tetapi juga dihadiri oleh PBHI, PPBI Jogja, Walhi serta individu yang
Dian Novita yang merupakan seknas Perempuan Mahardika membuka acara dan merangkap selaku moderator. Alasan mengadakan diskusi ini dilatar belakangi oleh banyaknya ditemukan perempuan lesbian pada kelompok Buruh di wilajah jakarta utara.Dari total buruh yang ada di jakarta, 90% adalah perempuan dan 30%nya adalah lesbian. Di satu sisi, perempuan lesbian butchy menjadi kesayangan para mandor dikarenakan lebih tegar dalam bekerja.
Acara yang berlangsung di Sektetariat Perempuan Mahardika Jl tebet timur III-J no 1b ini juga di isi oleh Agustine yang merupakan direktur utama Ardhanary Institute. Perempuan yang mengembangkan penelitian dan crisis center untuk kelompok lesbian ini memaparkan tentang sejarah pergerakan LGBTIQ di berbagai negara. Mulai dari eropa pada abad 18 hingga ke pergerakan Internasional. Belanda, Spanyol, Amerika , Perancis, Jepang dan afrika Selatan adalah negara-negara yang berhasil memenuhi kesetaraan hak-hak homoseksual.
Linda Sudiono melanjutkan ke sesi pendidikan seksualitas dengan mengajak setiap peserta untuk berdiri mencari pasangan dan berhadap-hadapan. Setelah itu setiap peserta diminta untuk memprediksi 10 hal yang kira-kira dibutuhkan pasangan kita. Maksud dari sesi ini adalah menunjukkan kalau kelompok homoseksual juga memiliki kebutuhan yang sama seperti manusia pada umumnya. Membutuhkan perlindungan, hiburan, pendidikan dsb.
Selanjutnya, perempuan yang akan membuat sekolah feminis ini berbagi berbagai macam teori LGBT. Mulai dari A. Kinsey, Sigmund Freud dab Charles W Socarides. Linda juga berbicara tentang kapitalisme, penghancuran sistem, demoktatisasi hingga pengakuan hak LGBT. Setelah itu berlanjut ke forum diskusi, dimana setiap peserta bebas mengungkapkan pendapat dan masukan terhadap pergerakan LGBT di Indonesia yang tadinya Exclusive berubah menjadi Inclusive. Rencananya Diskusi ini rencananya akan berlangsung rutin dengan membahas berbagai issue serta terbuka untuk umum.
Oleh : Rikky