Diduga Gay, Dua Pemuda Ini Dihukum Mati ISIS

Suarakita.org- Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) kembali menghukum mati seseorang karena orientasi seksualnya. Kali ini, dua orang anak muda dilempar dari gedung tinggi sebagai hukuman karena mereka dituduh sebagai gay.

Seribu Kentang Untuk Kesetaraan Pernikahan

Suarakita.org- Dua pelajar dari Australia Will Richards (18) dan Daniel Buston (16) membuat bendera pelangi raksasa yang tersusun dari 1000 kentang yang sudah diwaranai sedemikian rupa. Hal ini mereka lakukan untuk mendukung pernikahan sejenis di negara mereka sendiri, Australia.

[KISAH] Mukinem: Cerita Tentang Perempuan dan Rahimnya

Suarakita.org- Ba’da magrib itu bapak mengajak saya pergi ke sebuah toko buku. Hal ini biasa dilakukannya sebagai hadiah langganan teruntuk putri-putrinya bila mendapat juara kelas. Pada usia yang masih 17 tahun, saya menemukan buku bersampul kuning dengan judul Kembang-Kembang Genjer karya Fransisca Ria Susanti. Buku ini mengisahkan 13 perempuan anggota Gerwani korban tragedi G 30 September 1965. Ketika sebanyak 203 halaman lekas tunai, terselip satu cerita yang membuat dada saya bergetar, tentang seorang perempuan bernama Mukinem.

[Kisah] Ketika Gay Masih Bersembunyi

Suarakita.org- Sebut saja namanya Alfi. Seorang pegawai rumah makan cepat saji yang sudah menjadi sahabat saya sejak SMP lalu. Pada awalnya saya melakukan come out[1] kepadanya sekitar dua tahun yang lalu, dan tanpa diduka dirinya menerima saya dengan mengatakan bahwa saya masihlah sahabatnya. Dari responnya itulah saya semakin nyaman untuk bercerita tentang kehidupan saya, relasi saya dengan pacar saya, dan juga hubungan saya dengan keluarga saya. Saya kira dia sudah mengetahui semuanya tentang seluk beluk hidup saya sekarang.

Diskusi Film Geography Club

Suarakita.org- Sabtu,19 Sepetember 2015, Suara Kita mengadakan pemutaran film berjudul Geography Club. 14 orang hadir dalam pemutaran ini.

[CERPEN] Reuni (Yang Tak Diharapkan)

Suarakita.org- Pukul 5 sore itu, aku sedang duduk sendirian di kafe favoritku di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan. Suasana kafe sangat sepi, hanya ada dua-tiga pengunjung selain diriku. Aku sedang menikmati kesendirianku dan tenggelam dalam novel bacaanku sambil menikmati kopi Aceh (kafe ini menyediakan kopi Aceh yang paling nikmat di seantero Jakarta!). Tak terasa sudah empat cangkir kopi Aceh aku tenggak sore itu. Ini yang terakhir, pikirku. Kalau tidak, aku pasti akan susah tidur.