Search
Close this search box.

Kebebasan Artistik LGBTI Terancam di Seluruh Dunia

SuaraKita.org – Laporan Freemuse, mengungkapkan bahwa meskipun seniman LGBTI telah menghadapi berbagai jenis diskriminasi dalam banyak konteks sosial, politik, dan hukum yang berbeda, tidak ada hukum, tradisi, atau agama yang dapat sepenuhnya menghentikan ekspresi artistik di sekitar masalah ini.

Melampaui Gender

SuaraKita.org – Seorang seniman mengekspresikan identitasnya melalui pameran tunggal yang berani dan terbuka

Pameran Seni Bertema LGBT Dibuka di Taiwan

SuaraKita.org – Penyelenggara mengatakan pameran – berjudul “Spectrosynthesis”  adalah pertunjukan pertama yang berpusat diseputar isu LGBT yang akan diadakan di museum yang dikelola oleh pemerintah.

Pemenang 29th Annual Lambda Literary Award Telah Diumumkan

SuaraKita.org – “Di tahun dimana terjadi kekacauan politik yang besar, Lambda Literary Awards menjadi pengingat bahwa komunitas penulis LGBT kita tetap berada di garis depan perlawanan terhadap serangan yang terjadi kepada masyarakat LGBT,” kata Tony Valenzuela, Direktur Eksekutif Lambda Literary.

Jalan Pilihan : Sebuah Deorama Transgender Dalam Tarian

SuaraKita.org – Memahami kawan-kawan transgender, bagaimana meluapkan perasaan dan bagaimana menunjukkan identitas, suka dan duka. Diangkat dalam sebuah pementasan sendra tari dan monolog bertajuk “Jalan Pilihan : Love Knows No Gender” mencoba mengambarkan bagaimana perasaan kekalutan dan kegalauan yang muncul dari kawan-kawan Transgender yang di terjemahkan dalam gerak dan tari kontemporer pada 15 dan 16 Nopember 2016 di Taman Budaya Jawa Surakarta.

[Liputan] Pernyataan Sikap Terhadap Kekerasan Seksual Melalui Teater Multi Monolog

Suarakita.org – Seni memang memiliki banyak rupa dan dimensi. Banyak orang telah menggunakannya sebagai media untuk menyampaikan sikap atau bahkan perlawanan. Dalam rangka menyikapi maraknya kasus kekerasan seksual dan kritik atas kurangnya kepedulian pada isu kemanusiaan, Teater Sastra Universitas Indonesia, pada Kamis malam (26/5) mempersembahkan sebuah pertunjukkan seni teater dengan konsep multi monolog berjudul “Namaku Yuyun, Aku Korban Kebodohan” yang disutradarai oleh I. Yudi Soenarto.