[Cerpen] Emak dari Tanah Abang
SuaraKita.org – Jakarta, pukul 11 malam, aku dan kekasihku menyelinap di betis gedung-gedung bertingkat, mencari jalan pintas ke Stasiun Tanah Abang. Bertiga dengan supir bajay, berkeliat menuju gang-gang kecil. Rumah-rumah kecil yang padat, lotengnya berjejalan. Setiap jengkal halamannya dijadikan lapak hidup. Aroma sate Madura, goreng-goreng, nasi uduk merangsang hidung. Anak-anak berlomba dengan motor dan bajay mengambil ruang bermain, yang sekaligus jalan pintas menuju stasiun.