[Opini] Membahasakan Kekerasan: Analisis Terma ‘Sakit’ dan ‘Belok’
Suarakita.org – Pada percakapan sehari-hari, terma ‘sakit’ dan ‘belok’ kerap digunakan untuk merujuk pada individu dengan preferensi seksual selain heteroseksual. Esai ini menunjukkan bahwa penggunaan kedua kata ini dapat mereproduksi heteronormativitas sebagai ideologi gender dominan. Hal ini dimungkinkan karena dua hal, yaitu: (1)Penggunaan kedua terma ini dapat menjadi wujud kekerasan kultural yang dapat melegitimasi kekerasan struktural, termasuk di dalamnya homofobia, bifobia, dan transfobia; dan (2)Bahasa sebagai produk kebudayaan dapat mengonstruksi, mereproduksi, dan melegitimasi realita yang menjadi world-view individu dalam menafsirkan dunia secara rasional.