Search
Close this search box.

[Opini] Lavender Linguistik: Apa itu?

SuaraKita.org – Seorang sosiolog dari Chicago School, E. W. Burges mengatakan bahwa saat ini dunia homoseksual sudah memiliki bahasanya sendiri yang tidak mampu untuk dimengerti oleh orang luar (outsider) atau menurut Halliday (1976), penggunaan bahasa jenis ini adalah penggunaan bahasa yang anti-language atau jenis bahasa yang memiliki karakteristik “rahasia” anti masyarakat (anti-society).

[Opini] Membahasakan Kekerasan: Analisis Terma ‘Sakit’ dan ‘Belok’

Suarakita.org – Pada percakapan sehari-hari, terma ‘sakit’ dan ‘belok’ kerap digunakan untuk merujuk pada individu dengan preferensi seksual selain heteroseksual. Esai ini menunjukkan bahwa penggunaan kedua kata ini dapat mereproduksi heteronormativitas sebagai ideologi gender dominan. Hal ini dimungkinkan karena dua hal, yaitu: (1)Penggunaan kedua terma ini dapat menjadi wujud kekerasan kultural yang dapat melegitimasi kekerasan struktural, termasuk di dalamnya homofobia, bifobia, dan transfobia; dan (2)Bahasa sebagai produk kebudayaan dapat mengonstruksi, mereproduksi, dan melegitimasi realita yang menjadi world-view individu dalam menafsirkan dunia secara rasional.

Bahasa Gay sebagai Bahasa Subkultur dalam Konteks Keseharian

Suarakita.org- Sebuah studi yang dilakukan oleh Richard Howard tentang bahasa gay di Indonesia menegaskan bahwa dengan menggunakan bahasa gay, mereka dapat berbicara bebas tentang hasrat-hasrat dan pengalaman-pengalaman homoseksualitasnya tanpa khawatir orang lain dapat mengerti apa yang mereka ucapkan. Bahasa gay juga berfungsi sebagai bahasa pertahanan untuk menciptakan perasaan kepemilikan di antara mereka.

Pertumbuhan Ekonomi Ancam Bahasa Minoritas

Suarakita.org- Derap pertumbuhan ekonomi berimbas pada keragaman bahasa, kata ilmuwan. Sebuah studi mengungkap, wilayah yang makmur mengalami kepunahan bahasa jauh lebih cepat ketimbang kawasan lain

Inilah Jawaban Film “?”

Usai nonton film Tanda Tanya (?), saya tercenung lama sekali. Tersadar, saat asin merembes di lidah. Ah, mrebes mili (air