[Puisi] Hujan yang Pagi & Pengecut yang Usai Mampir
Aku terbangun masih dengan kantuk
Dan kau seenaknya hadir dengan puisi yang tiba tanpa mengetuk
Mungkin itulah takdir bahwa emosi bisa jadi spontan dan tak perlu permisi
[Puisi] Tidak Ada Minuman Keras Hari Ini
Oleh: Wida Puspitosari Seorang perempuan muda melihat batinnya dirajang sinis Purnalah ia, menuju nirwana yang kancap akan duri Euphorbia Bersama sunyi, ia berdekap mesra, menuju penghabisan Tiada kawan, apalagi kesayangan Mati sia-sia Diam-diam, darahnya muncrat dari mata rahim Cairannya akan jadi komposisi api neraka, seperti maumu Marilah kesana, akan ia cabik jantinamu […]
[Puisi] Lelaki yang Mencintai Suami
Aku cinta kamu
Tapi kamu menikahi dia,
Jika ku tanya, dapatkah kau memilih aku dan bukan dia?
Kau diam dan berbisik lirih, jangan buat aku memilih : Kalian berdua sama berarti dalam hidupku.
[Puisi] Ingin Bermalam Minggu Bersama
Oleh: Peri Andrian Al Qudus Suarakita.org – Di pesisir pantai kami meragu, mengaduh, pun mengeluh pada merdu laut ketujuh. Aku berkaca bercerita pada lautan biru yang sedang senduh. Ombak bergulung malu-malu di senja minggu, malu mengusik kamu-kamu yang malas tahu. Aku, kekasihku, dan anak-anakku—ribuan pasir putih—tersenyum piluh ingin bertamu di malam minggu. Kenapa kamu tak […]
[Puisi] Übermensch
Selamat merapal mantra kehidupan, manusia.
Alles Gute zum neuen Jahr.
[Puisi] Asi Basi
Air Susu ini menetes Nak… Tumpah, mencari mulut kecilmu. Malam terlampau tua untukku menghantarkanmu pada peraduan. Burung malam gelisah mendengar derit pintu yang tak kunjung henti. Ini masih permulaan, kata perempuan bertubuh tambun itu.
[PUISI] SESAKRAL SENTUHANMU, HAWA
Suarakita.org- Sesakral sentuhanmu, Hawa. Jantung kita beradu. Menabuhkan degub serupa genderang pengiring tarian Kita, menari dalam letupan percik api yang menjadi bara. Membakar kita dalam hasrat sarat kelembutan, yang tak pernah bisa kaum Adam tawarkan
[PUISI] Kecebong
Suarakita.org- Pikiranku berlari, menghempas tanah lalu membumbung tinggi. Tapi dalam sekejap ia membawaku kembali. Ke dalam kesadaran yang ingin aku tinggalkan. Aku berada dalam rengkuhan, makhluk besar yang menjijikkan. Ia merintih… Ia mengerang…