[Resensi] 6 Buku LGBTQ Untuk Pembaca Anak-anak
SuaraKita.org – GLAAD , sebuah organisasi non-kepemerintahan Amerika Serikat dalam bidang media merekomendasikan beberapa buku LGBTQ bagi para pembaca anak-anak dan remaja
[JURNAL] Istana Kecantikan Film Gay Indonesia Pertama
Suarakita.org- Jurnal ini mengulas tentang film bertemakan pertama di Indonesia berjudul Istana Kecantikan yang diproduksi tahun 1988. Film ini menjadi titik awal, isu LGBT diangkat menjadi sebuah film.
[Resensi] Porn(o) Tour: Sisi Lain Sebuah Perjalanan
SuaraKita.org – Buku ini sungguh menarik perhatian karena menggunakan kedua kata tersebut dalam menentukan judul buku. Ditambah dengan selipan huruf ‘O’ setelah kata porn. Apa kira-kira yang akan tersirat di benak orang yang sekedar melihat judulnya saja? Kalau bukan bahwa buku ini berisikan wisata seks beserta panduannya. Awas jangan salah menebak!
[Resensi] Place Monge, Sebuah Tempat untuk Kembali
SuaraKita.org – Helen adalah nama kecil dari Nalini, perempuan Indonesia yang menetap di Prancis dengan alasan motif de sejour atau mencari belahan jiwa. Kepedihan, kesepian dan penghinaan atas diri sendiri dihadapinya dalam upaya mencari cinta sejatinya.
[Resensi] God in Pink
SuaraKita.org – Perjuangan Ramy, seorang gay dalam menemukan keseimbangan antara seksualitas, agama, dan budaya
[Resensi] Homosexuality in Islam; Menawarkan Analisis Rinci dari Kitab Suci Bagaimana Islam, Hukum, dan Hadits Dapat Menampung Homoseksualitas dan Transgenderisme
Homosexuality in Islam harus dibaca bagi LGBT dari semua agama (bukan hanya Muslim) dan juga untuk feminis, ateis dan minoritas lain yang menantang patriarki.
[Resensi] I Got Switched: Maskulinitas vs Femininitas
Buku yang ditulis oleh Risty Nurraisa atau RisTee ini, menampilkan dua sosok perempuan bak hitam dan putih. Namun penulis tidak terjebak kedalam konsep gender yang kaku. Dalam bukunya ini, RisTee mengkisahkan Nadya yang terkadang merasa emosional dan menangis. Dan juga menggambarkan Veronica yang berdiri untuk membela dirinya sendiri. Singkatnya, buku ini tidak bias gender.
[RESENSI] Seks & Hijab: Gairah dan Intimasi Dunia Arab yang Berubah
Ada sebuah tabu untuk dibicarakan ketika Shereen tumbuh di kawasan Arab, yakni menjauhi ‘garis terlarang’ seputar politik, agama, dan seks yang tidak boleh dilanggar dalam perkataan maupun perbuatan. Namun garis-garis itu bukanlah garis yang saling terpisah, garis-garis itu mengalir dan saling membelit seperti kaligrafi, jika Anda menghapus beberapa goresan, maka makna keseluruhannya menjadi berubah. ‘Kebangkitan Arab’ pada dekade ini mulai mengikis garis terlarang politik dan mematahkan kearifan konvensional yang dipercayai selama ini.