Search
Close this search box.

[Opini] Identitas-Identitas yang Tidak Kelihatan

SuaraKita.org – Makin lama aktif mengikuti topic-topik seputar LGBTQ+, makin juga aku menyadari kalau ada banyak identitas-identitas yang tidak pernah dibahas, dilupakan saat ada diskusi dan aktivisme, dihapus keberadannya, dan tidak disadari eksistensinya

[Opini] Memaknai Kembali Kekerasan Berbasis Gender

SuaraKita.org – Selama ini kekerasan berbasis gender selalu dikampanyekan sekaligus diterapkan oleh gerakan perempuan. Bahkan kekerasan berbasis gender (KBG) seperti sudah masuk dalam program-program integrasi baik di organisasi sosial (LSM) maupun swasta dan pemerintah. Misalnya organisasi perempuan sangat keras membuat aturan standard prosedur soal larangan poligami dan kekerasan seksual. Sehingga praktek poligami dan segala bentuk kekerasan seksual dimasukan sebagai kekerasan berbasis gender. Termasuk juga soal aturan-aturan berpakaian, bagian dari kekerasan berbasis gender.

[Opini] Paus Francis dan Pendeta Gay

SuaraKita.org – Masalah dalam Gereja Katolik bukan tentang pendeta gay-nya, dan solusi untuk masalahnya bukan penghapusan dari mereka. Masalah dalam Gereja Katolik adalah pelanggaran terhadap mereka.

[Opini] Rezim Heteronormativitas, Adat Ketimuran, dan Nasionalisme

SuaraKita.org – Bulan November selain dikenal sebagai bulan paling romantis sepanjang tahun juga dikenal sebagai bulan perayaan toleransi dan kenangan atas perjuangan transgender di seluruh dunia. Romantisme ini terpotret pada peristiwa-peristiwa solidaritas yang diadakan di jalanan kota seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Kendati beberapa minggu sebelumnya Indonesia tengah mengalami kemerosotan potret diri karena adanya selebrasi intoleransi, namun beberapa lapisan warga negara yang lain rupanya tidak mau kalah menyampaikan sepenggal harapan dan solidaritasnya kepada kelompok minoritas seperti transgender pada tanggal 20 November kemarin.

[Opini] Presiden Akhirnya Berbicara

SuaraKita.org – Semenjak awal tahun 2016 LGBT di Indonesia seakan berada di ujung tanduk. keberadaan LGBT di Indonesia terancam seiring memanasnya komentar-komentar, tudingan dan tindakan yang seakan ingin “memakan” LGBT di Indonesia hidup-hidup. Aksi-aksi penolakan terhadap keberadaan LGBT di Indonesia bermunculan dan tak sedikit kelompok baik itu dari kalangan cendekia sampai pejabat negara menggelontorkan sikap sinis dan antipatinya.