Masyarakat Adat di Indonesia Masih Terdiskriminasi
SuaraKita.org – Menurut data Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang dirilis pada 2011, Indonesia mempunyai sekitar 50 juta hingga 70 juta jiwa masyarakat adat. Mereka menyebar luas mulai dari Sabang hingga Merauke dengan aneka ragam kepercayaan, adat istiadat, dan budaya yang dimiliki mereka. Namun, karena jumlah mereka kalah banyak dibandingkan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia, mereka dianggap sebagai minoritas dan mereka sering kali mendapat diskriminasi. Diskriminasi terhadap kelompok penganut agama atau kepercayaan adat, seperti penganut ajaran kepercayaan, Sunda Wiwitan, Djawa Sunda, Parmalem, Kaharingan dan lain lain kerap kali dialami oleh para pengikutnya.
[Opini] Kemerdekaan Yang Gagu
SuaraKita.org – Merdeka. Terminologi ini pada dasarnya memiliki tradisi pemaknaknaan yang universal. Ada yang memaknai sebagai hilangnya tali penyekat absolutisme, ada pula yang mendebatkannya sebagai kebebasan yang kebablasan. Merdeka adalah something in between. Yang abu-abu dan yang relatif. Lalu bagaimana bila tiba-tiba merdeka diejawantahkan sebagai kebebasan yang membikin orang malas jadi abai dan terlena? Contohnya, seperti mereka yang tengah meminta mahmakah konstitusi menguji ulang Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana atau Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHAP) Pasal 284 ayat (1) sampai (5) perihal perzinahan, pemerkosaan dan perbuatan cabul sesama jenis bersama ormas-ormas yang menepuk dada sebagai pengusung misi keluarga beradab. Dunia yang banyak berubah konteks rupanya gagal memberikan kaca mata baru bagi deretan manusia yang bergelar master, doktor dan profesional ini.
[Liputan] Bincang Tokoh Bersama Lentera Anak Pelangi: Bagaimana Keadaan Anak dengan HIV di Indonesia?
Suarakita.org – Hari Sabtu, 30 Juli 2016, Suara Kita mengundang Natasya Evalyne Sitorus atau akrab dipanggil Tasya, seorang aktivis anak dengan HIV perwakilan dari Lentera Anak Pelangi. Bincang Tokoh kali ini merupakan salah satu acara Suara Kita dalam menyambut Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli lalu.
W.H.O Harus Menghapus Transgender Dari Daftar Penyakit Mental
SuaraKita.org – Setelah melalui beberapa sidang, sebuah studi merekomendasikan W.H.O untuk menghapus transgender dari daftar penyakit mental. Perubahan tersebut akan dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam buku klasifikasi penyakit edisi tahun 2018 yang dikeluarkan oleh W.H.O.
Transgender Superhero Dalam Sebuah Komik Akan Rilis Tahun Ini
Suarakita.org – Chalice, nama karakter tersebut akan memulai debutnya dalam komik dengan judul Alters. Sebuah komik tentang beberapa tokoh yang memiliki kekuatan super, namun memiliki keunikan tersendiri dalam fisik, mental dan unsur kimiawi dalam tubuh mereka. Sebagai super hero transgender perempuan, Chalice memiliki kekuatan untuk mengendalikan gaya gravitasi sehingga dia dapat terbang. Tidak seperti superhero pada umumnya yang hanya memiliki sebuah identitas rahasia, Chalice memiliki dua identitas.
Harvey Milk Diabadikan Sebagai Nama Kapal Angkatan Laut Amerika
SuaraKita.org – Angkatan Laut Amerika Serikat memutuskan untuk menamakan kapal angkatan laut mereka dengan nama Harvey Milk, seorang aktivis hak-hak LGBT yang juga seorang politikus gay pertama yang terpilih menjadi anggota legislatif dalam sejarah.
[Opini] Persahabatan Feminisme dan LGBT
SuaraKita.org – Tidaklah terlalu eksesif jika dikatakan bahwa feminisme telah menjadi salah satu gerakan yang berkembang paling progresif abad ini. Feminisme pada dasarnya adalah leksikon akademis yang secara pesat muncul pasca revolusi industri setelah kompleksitas masyarakat mulai diramaikan oleh pembagian kerja yang mendiskriminasi legitimasi perempuan. Berkaca pada gerakan-gerakan awal feminisme sendiri, aktivisme ini kemudian melahirkan konsepsi bahwa untuk mengubah masyarakat, kita patut melibatkan dua aksi, yakni argumentasi teoritis dan advokasi.
[Liputan] Halal Bi Halal Sambil Nonton E-Cupid
Suarakita.org – Hari Sabtu, 23 Juli kemarin, Suara Kita mengadakan acara halal bi halal yang mengundang teman-teman LGBTIQ+ dan kerabat. Dalam acara kali ini, kami semua menonton film E-Cupid* sebagai pembuka acara, yang kemudian dilanjutkan dengan berdiskusi tentang film dan saling berbagi pengalaman. Singkat kata, film ini berceritakan tentang romantisme pasangan gay yang endingnya bisa membuat kebanyakan penonton tertawa iri.