Search
Close this search box.

 

Partisipan One Billion Rising Indonesia

Ada pemandangan seru di Monumen Nasional pada Kamis 14 Februari 2013. Musik berirama menghentak dan ratusan orang menari dengan nikmatnya. Dengan kaos putih bertuliskan One Billion Rising Indonesia, mereka menari untuk melawan kekerasan terhadap perempuan.

Ourvoice.or.id-  One Billion Rising (OBR) merupakan aksi menolak kekerasan dalam bentuk apapun terhadap perempuan yang dilakukan serentak di seluruh dunia, dengan cara berkumpul  dan menari bersama. Menurut data OBR, satu dari tiga perempuan di dunia  adalah korban kekerasan seksual. di Indonesia sendiri ada 119.107 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan, di mana 4311 diantaranya adalah kasus kekerasan seksual.

Sheera, Panitia Penyelenggara
One Billion Rising Indonesia

Sheera, panitia penyeleggara OBR Indonesia, menceritakan bahwa OBR bermula dari e-friendster, kumpulan teman  dunia maya tersebut  telah membuat Vagina Monologue dan mengadakan  V-day selama 15 tahun. Kemudian berkembang menjadi aksi massa OBR  pada tahun ini. Selanjutnya Sheera mengakui bahwa banyak pihak yang mengkritik aksi ini bahwa aksi ini tidak akan menghentikan kekerasan terhadap perempuan, “Dengan aksi ini memang kekerasan terhadap perempuan tidak berhenti, tetapi paling tidak ini adalah langkah awal mengativasi setiap pihak untuk mengatakan tidak pada kekerasan seksual.” Jawab sheera. Lalu apa hubungannya kekerasan seksual dengan menari, Menurut Sheera, menari adalah bagian dari penilaian tubuh setinggi-tingginya, “Kita Menari melambangkan bahwa this is my body, this is my right, i can dance, i can move, sebebas-bebasnya yang Aku inginkan dan tidak ada orang yang boleh menyentuhnya tanpa seizinku.”

Putri, Partisipan
One Billion Rising Indonesia

Putri, partisipan OBR Indonesia mengatakan bahwa acara ini menarik karena biasanya bentuk kampanye melawan kekerasan terhadap perempuan berupa orasi atau seminar seminar saja. Dosen Filsafat dari universitas indonesia ini menjelaskan bahwa hakikat dari perkosaan adalah ketika ada pemaksaan yang mengatas namakan tubuh untuk kepentingan orang lain sehingga ada yang inheren,dari dalam, yang dilukai. Putri pun menilai  bahwa masih sedikit orang yang mengganggap pemerkosaan adalah masalah krusial dan masalah kemanusiaan juga, “Dia (kasus Pemerkosaan) ada tetapi hanya dianggap isu” ujarnya. Dampaknya adalah isu perkosaan ini sering diabaikan bahkan  masih saja ada orang yang menjatuhkan mental si korban, lanjutnya. Menurutnya korban perkosaan itu harus dibantu untuk melaporkan kasusnya dan dikuatkan mentalnya agar korban tidak merasa sendirian.

OBR Indonesia tidak hanya dihadiri oleh kelompok perempuan saja,  kelompok laki laki pun banyak yang meramaikan acara ini, salah satunya Arkan, Mahasiswa asal Depok. “Saya sudah capek melihat cewek di-harass (dilecehkan)” ungkapnya ketika ditanya alasan datang ke OBR Indonesia. kehadiran Arkan   disini adalah bentuk solidaritas dirinya kepada perempuan korban kekerasan. (Gusti Bayu)