Search
Close this search box.

Lawan Kekerasan Seksual, Mahasiswi Bikin Kalender Bugil

Ilustrasi

Ourvoice.or.id. Sekelompok mahasiswi berusia antara 18-22 tahun dari sebuah universitas di Singapura membuat kehebohan. Dengan niat memerangi kekerasan seksual yang terjadi di negara tersebut, mereka ini membentuk gerakan kalender telanjang ‘eksplisit’. Aksi ini berlatar belakang kekecewaan mereka terhadap media yang seolah menganggap posisi perempuan hanyalah objek pemuas hasrat kaum pria semata.

Saking geramnya, seseorang di antara mereka berkata, “Karena itu kita ingin menunjukkan kemampuan kita sepenuhnya. Jika para lelaki ingin melihat perempuan telanjang, ayo kita lakukan. Tapi saat yang bersamaan, kami ingin mempromosikan perdebatan yang jujur soal peran perempuan dan seks di negara ini,” kata Anya Xi Liu mengutip laman Bikyanews. “Kami akan berikan gambar lesbian, alat bantu seks. Tapi di situ juga kita akan tuliskan pesan yang spesifik untuk mengakhiri kekerasan seksual,” lanjutnya.

Para mahasiswi aktivis ini dengan bangkitnya media anti perempuan dan meningkatnya industri pornografi, mereka harus mengubah cara pandang publik dalam mempersepsikan perempuan. “Jika kita ingin menunjukkan seks, mereka (lelaki) harus mengerti bahwa mereka harus lebih dulu bertanya sebelum memegang perempuan,” ujarnya.

Judul kalender yang akan dibuat itu masih belum pasti, namun kalender itu rencananya akan memuat 24 foto telanjang gadis muda. “Kami ingin secara jelas menekankan bahwa perempuan itu kuat. Kami bisa telanjang dan kami tetap tidak mau diperkosa atau dilecehkan,” kata Claire, mahasiswi asal Inggris yang tergabung dalam kampanye tersebut.

Walau mereka belum menentukan jadwal pasti peluncuran kalender itu, mereka sadar bahwa penerbitan kalender itu sementara akan dijual secara ilegal. “Kami tahu kalender itu akan membuat kegelisahan bagi masyarakat yang menilai itu sebagai pornografi, tapi maksudnya adalah untuk membuat orang sadar kalau kami (perempuan) bukanlah objek yang bisa diperlakukan seenaknya. Kami ingin mendorong pesan tersebut, itulah tujuan kami,” kata Liu.

Namun, Liu beralasan, gerakan ini merupakan perang melawan persepsi negatif perempuan dan industri pornografi yang mengeksploitasi perempuan tanpa memikirkan dampaknya bagi masyarakat. “Saya pikir ini adalah kampanye yang unik dan akan mengejutkan banyak orang, tapi hal itu diperlukan untuk memberikan pesan bahwa perempuan bukanlah tubuh yang hanya untuk dicolek dan dikasari,” katanya.

Ironisnya, inspirasi kalender porno itu datang dari dari bintang porno asal China, Wang Li Danna, yang dikeluarkan dari lingkungannya. Para aktivis itu berpendapat fenomena itu menunjukkan jika perempuan menggunakan tubuhnya untuk hal privatnya dan kepentingan bisnis, mereka akan dikucilkan dan dihina. “Tapi jika lelaki merekam video seks dirinya dan menjadi bintang porno, mereka dianggap macho. Ini adalah konsep yang salah,” kata Claire.

Sumber : obornews.com