Ourvoice.or.id. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengucurkan anggaran Rp 14 Miliar sebagai hibah ke Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta.
Sebenarnya KPAP DKI meminta dana Rp 25 M, tapi Ahok menilai jumlah tersebut tak masuk akal. “Hibah, hibah dari Pemprov DKI dulu Rp 24 Miliar, Tahun lalu turun Rp 15 Miliar. Kemarin ngajuin lagi Rp 25 Miliar, nah ini masih kita kaji. Kita hitung, dan kasih Rp 14 Miliar, katanya tidak cukup.
Nah saya bilang bukan soal uangnya tapi soal programnya apa,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota Jakarta, Kamis (13/12). Mantan anggota komisi II DPR ini mencontohkan pemasangan iklan di televisi menelan anggaran Rp 300 juta per satu iklan. Pasalnya, televisi tidak hanya satu, sehingga membutuhkan anggaran yang dianggap tidak efisien.
“Nah kalau tidak cukup kenapa tidak bikin stiker saja nanti ditempelin di kantor RW. 10 ribu stiker ditempelin di kantor RW, rumah sakit, puskesmas nah kali dua ribu perak per stiker cuma Rp 20 juta. Lebih kena kan daripada pasang iklan di televisi kena Rp 300 juta,” jelasnya. Saat ini, Ahok belum mau menyetujui anggaran yang diajukan oleh KPAP sebesar Rp 25 Miliar. Sebab, program yang ada di KPAP masih menggunakan cara yang lama. “Program ada, tapi masih menggunakan cara lama, menyusunnya itu tidak berpikir bahwa banyak sosial media, kalau cuma TVRI doang ya cocok cuma satu televisi,” katanya sembari tertawa.
Suami Veronica Tan ini meminta KPAP merevisi program yang ada. Sebab, penderita AIDS semakin bertambah banyak termasuk pemakai narkoba juga meningkat. “Nah faktor-faktornya juga mesti kita pikirkan, anggarannya seperti apa, sosialisasinya mesti jelas,” ucapnya.
Ahok meminta untuk konselor pun harus jelas. Sehingga, harus berkerjasama dengan psikologi. “Mesti kerjasama dengan psikologi atau apa lah. Kita mesti pelajari jangan sampai terjadi tambah banyak tanpa orang tahu. Untuk itu kita bicara anggaran juga sama mereka,” tandasnya.
Sumber : http://www.merdeka.com