Search
Close this search box.

Ratna: Antara Identitas, Mimpi dan Mahkota Waria

Ourvoice.or.id – Ratna (23), “ABAS-Anak Bengkulu Asli” begitu dia meyebut dirinya, memenangkan ajang miss Transchool 2012 di Gelanggang Remaja Grogol, Jakarta Barat, 7/12/2012.

“Saya sama sekali tidak pernah berharap mendapatkan mahkota ‘Miss’ ini, yang penting selalu serius dan berbuat yang terbaik,” ungkap Ratna. Ratna anak pertama dari dua bersaudara, dilahirkan dan dibesarkan di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Sejak kecil memang sudah merasa ada yang berbeda dengan dirinya yang lambat laun dengan bertambahnya usia dia semakin yakin bahwa dirinya adalah seorang Waria, seperti yang dituturkan pemilik nama asli Erwin Haryanto. Alumni di salah satu SMU negeri di Lebong ini mengaku pernah mengalami diskriminasi sebagai Waria ketika menerima beasiswa di salah satu Akademi Keperawatan di Bengkulu. “Akhirnya saya harus keluar dari kuliah selain persoalan diskriminasi juga karena ekonomi keluarga yang waktu itu rumah kami kebakaran,” ungkapnya. “Setelah menjadi Miss Transchool 2012, Saya ingin memperjuangkan hak-hak Waria terutama hak pekerjaan di sektor formal maupun non formal. Selain itu, saya juga berkeinginan membangun prestasi agar masyarakat tidak lagi melabelkan Waria sebagai manusia yang tidak berguna,” tegas Ratna yang masih punya keinginan menjadi seorang perawat. Ratna pergi dari Bengkulu ke Jakarta selain ingin mencari teman “senasib” juga untuk bisa membantu ekonomi keluarga. Minimal setiap bulannya dapat mengirimkan uang kepada keluarga di kampung, ungkapnya. Ajang Miss Transchool adalah sebuah kegiatan pendidikan tahunan yang dilakukan setiap Minggu selama tujuh kali pertemuan untuk membahas isu hak asasi manusia, gender, seksualitas, media dan HIV /AIDS yang diselenggarakan oleh Sanggar Waria Remaja (Swara). Pada transchool 2012 merupakan kegiatan yang ke-3 dan setiap tahunnya diikuti sekitar 25 peserta Waria wilayah Jakarta, ungkap Lulu Surachman, koordinator Swara. (Hartoyo)