Search
Close this search box.

Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Tim Peduli AIDS melakukan aksi untuk memperingati Hari AIDS Se-dunia yang jatuh pada 1 Desember 2011 di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (27/11). Aksi tersebut bertujuan untuk mengingatkan kepada masyarakat terutama remaja agar menghindari perilaku seks bebas sehingga mengurangi angka kematian akibat AIDS dan berhenti melakukan tindakan diskriminasi terhadap orang dengan penyakit HIV/AIDS (ODHA). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Tim Peduli AIDS melakukan aksi untuk memperingati Hari AIDS Se-dunia yang jatuh pada 1 Desember 2011 di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (27/11). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

Ourvoice.or.id. Peringatan Hari AIDS sedunia di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu, 1 Desember 2012, diwarnai aksi komunitas gay, lesbian, serta waria. Mereka yang tergabung dalam organisasi Sanubari Sulawesi Utara (Salut) melakukan kampanye anti-HIV/AIDS di Tugu Zero Point di pusat Kota Manado.

Mereka juga membagi-bagikan pita dan bunga sebanyak 1.127 buah. Jumlah tersebut sama dengan jumlah penderita HIV/AIDS yang sudah terdeteksi di Sulawesi Utara. Sebanyak 1.127 lilin juga akan dinyalakan di Taman Kesatuan Bangsa. ”Kemungkinan masih banyak penderita yang belum terdeteksi,” kata Ketua Salut, Coco Jericho Mandey, kepada Tempo, Sabtu, 1 Desember.

Sebelum melakukan pembagian pita, Salut yang berdiri sejak Juni 2012 itu telah menggelar beberapa rangkaian kegiatan. Di antaranya, memeriksakan diri di klinik Voluntaru Counseling Test (VCT) Rumah Sakit TNI, yang diikuti sekitar 40-an orang anggota Salut. Kegiatan tersebut bekerja sama dengan LKKNU Sulawesi Utara.

Para anggota Salut bersedia memeriksakan diri untuk memastikan apakah mereka telah terjangkit virus mematikan tersebut. “Kami tidak ingin berkoar-koar anti-AIDS, tetapi ternyata kami ini malah pengidap AIDS karena perilaku seks kami yang tak baik. Makanya kita lakukan pemeriksaan,” ujar Coco.

Menurut Coco, pemeriksaan tersebut merupakan pemeriksaan rutin yang digelar oleh timnya. “Kami melakukan pemeriksaan setiap tiga bulan sekali. Memang, untuk saat ini, kami dinyatakan bebas HIV/AIDS, tapi tidak tertutup kemungkinan kami juga bisa terjangkit,” ucap Coco pula.

Dalam pemeriksaan VCT tersebut tidak ditemukan anggota Salut yang terjangkit virus HIV/AIDS. Namun ada beberapa orang masuk kategori jendela terbuka, atau harus dilakukan pemeriksaan ulang. “Mungkin ada penyakit lain yang terdeteksi,” ucap Ketua LKKNU Sulawesi Utara.

Sumber : www.tempo.co