Search
Close this search box.

Sebuah areal pemukiman dipinggir pantai porak poranda pasca Badai Sandy, tepatnya di Seaside Height, New Jersey.31 Oktober 2012. Transportasi dan aliran listrik tak berfungsi, dan menewaskan 64 orang.(Foto : REUTERS / Doug Mills / Pool)
Sebuah areal pemukiman dipinggir pantai porak poranda pasca Badai Sandy, tepatnya di Seaside Height, New Jersey.31 Oktober 2012. Transportasi dan aliran listrik sempat tak berfungsi, dan menewaskan 64 orang.(Foto : REUTERS / Doug Mills / Pool)

Ourvoice.or.id. Bencana bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja. Termasuk kepada negeri Obama, Amerika Serikat. Badai besar baru saja singgah di negeri koboi tersebut, memaksa kota kota yang tidak pernah tidur, New York, New Jersey, Manhattan,bahkan Washington untuk diam sejenak. Kerugian pun ditaksir mencapai 192 trilliun rupiah. Awalnya, badai yang disebabkan oleh perpaduan faktor dari suhu permukaan laut, udara lembab dan angin ini, tidak dianggap sebagai ancaman. Karena badai ini tergolong badai yang lemah, hanya berkekuatan 118-152 KM/Jam. Namun ternyata, badai ‘ringan’ ini mampu menelan korban sebanyak 11 orang di Amerika Serikat-Kanada,  51 orang di Haiti dan 16 orang di Jamaika-Bahama-Republik Dominika.

Tiap bencana pasti akan ada hikmahnya. Dan hanya dengan perenungan mendalam, mutiara hikmah akan terambil. Bukan dengan menyalahkan kelompok lain, ataupun mengeluarkan pernyataan pernyataan yang tendensius dan tidak rasional. John McTernan, seorang pastor asal Amerika Serikat, menyalahkan kelompok gay dan Presiden Obama atas bencana Badai Sandy. Dalam situs Defend and Proclaim  the Faith, McTernan menyatakan bahwa, Badai yang terjadi pastilah penghakiman Tuhan untuk kelompok gay dan untuk menghukum Presiden Obama karena mendukung kesetaraan pernikahan. Tidak cukup sampai di situ, McTernan pun menyatakan bahwa Presiden Obama seratus persen berada di belakang Persaudaraan Muslim yang telah bersumpah untuk menghancurkan Israel dan mengambil alih Yerusalem. Sungguh sangat disayangkan, pernyataan pernyataan   tendensius ini keluar dari  mulut seorang pemuka agama. Pemuka agama seharusnya membantu memulihkan psikologis korban bencana melalui spritualitasnya. Bukan dengan menyalahkan kelompok lain atau presiden yang memimpin mereka sendiri.

Ada baiknya McTernan belajar dari Al Gore, Wakil Presiden Amerika Serikat ke-45 dan aktivis lingkungan hidup. Dalam blog pribadinya, blog.algore.com, Al Gore menulis sebuah perenungan yang lebih masuk akal dan bijaksana “Minggu ini, bangsa kita (Amerika serikat-red) dengan penuh kegelisahan melihat bagaimana badai Sandy menghantam Pantai Timur dan menyebabkan kerusakan di banyak wilayah—berdampak pada jutaan orang. Kini lebih dari sebelumnya, tetangga kita membutuhkan bantuan. Tolong pertimbangkan untuk memberikan donasi atau menjadi sukarelawan bagi organisasi kemanusiaan lokal……. Ilmuwan mengatakan pada kita bahwa dengan membuang 90 juta ton polusi gas rumah kaca ke atmosfer setiap harinya, kita mengubah lingkungan di mana semua badai terbentuk. Seiring atmosfer dan lautan menghangat, badai akan menjadi lebih berenergi dan kuat ….. Badai Sandy adalah sinyal bahwa hal tersebut akan terjadi. Kita harus mengindahkan peringatan tersebut dan bergerak cepat menyelesaikan krisis iklim. Energi “kotor” menyebabkan cuaca yang juga “kotor”.

Bencana adalah tantangan bagi manusia agar lebih adaptif terhadap lingkungan sekitar.  Sehingga bencana bisa disebabkan oleh kerusakan lingkungan atau sistem “alamiah” dari alam (misalnya gempa bumi). Walau bencana terjadi sering akibat ulah manusia yang “kotor” dalam berinteraksi dengan lingkungan. Perenungan mendalam, yang menitik beratkan pada solusi dan aksi cepat tanggap jauh lebih dibutuhkan daripada pernyataan pernyataan bombastis tanpa dasar. (Guhtee Gaidar)

Sumber : gaynews.com, kompas.com dan Ourvoice