Search
Close this search box.

(photo : shutterstock)
(photo : shutterstock)

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) community bekerja sama dengan yayasan Deny JA, mengangkat tema ‘meningkatnya rasa tak nyaman atas keberagaman’. Dalam survei tersebut terungkap mereka yang bersikap intoleran dan anarkis berasal dari masyarakat yang mayoritas berpendidikan dan berpenghasilan rendah.

Masyarakat yang berpendidikan rendah, di bawah SMU, merasa tidak nyaman bertetangga dengan orang yang berbeda agama. 67,8 Persen yang merasa tidak nyaman bertetangga dengan orang yang berbeda agama, 61,2 persen dengan orang syiah, 63,1 persen dengan orang Ahmadiyah, dan 65,1 dengan orang homoseks.

“Temuan survei ini, menyimpulkan bahwa semakin meningkat sikap toleransi terhadap keberadaan orang lain yang berbebeda identitas sosialnya,” kata Direktur yayasan Denny JA, Novriantono Kahar dalam jumpa persnya di kantor LSI, Jakarta, Minggu (21/10).

Sedangkan mereka yang berpenghasilan rendah (di bawah Rp 2 juta), sebesar 57,8 persen yang merasa tidak nyaman bertetangga dengan orang syiah, 61,2 persen dengan orang Ahmadiyah, dan 59,1 persen dengan orang yang homoseks.

Pengumpulan data survei ini dilakukan 1-8 oktober 2012. Metode yang digunakan sampling, Jumlah responden awal 1.200 responden, dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner. Margin error kurang lebih mencapai 2,9 persen.[ian]

sumber : http://www.merdeka.com