Ourvoice.or.id. Perkawinan sesama jenis belum diakui di sebagian besar negara bagian Amerika atau oleh pemerintah federal, tetapi empat negara bagian akan punya kesempatan untuk mempertimbangkan isu ini bulan November nanti.
DeRionne Pollard dan Robyn Jones membesarkan anak laki-laki mereka yang berusia enam tahun, Myles, seperti keluarga lain di lingkungan rumah yang penuh kasih. Mereka telah menjadi pasangan selama 23 tahun dan menikah di California tiga tahun lalu, sebelum negara bagian itu memutuskan melarang perkawinan sesama jenis.
Sekarang mereka tinggal di Maryland, dan berharap pemilih pada bulan November akan menyetujui undang-undang yang memberikan ijin pernikahan sipil untuk pasangan gay dan lesbian. DeRionne dan Robyn menginginkan hak-hak legal yang sama seperti pasangan yang menikah lainnya.
Empat negara bagian, yaitu Maryland, Maine, Minnesota dan Washington, memiliki isu yang sama sehubungan dengan perkawinan sesama jenis dalam pemungutan suara bulan November.
Di Maryland, negara bagian dengan penduduk beragama yang kuat, masing-masing pihak telah menentukan sikap. Uskup Harry Jackso, dari Hope Christian Church, mengatakan “Kami percaya gerakan kebenaran dan keadilan akan bangkit di Amerika dan memutuskan bahwa lembaga perkawinan harus dilindungi.”
Beberapa oposisi terkuat melawan pernikahan sesama jenis di Maryland berasal dari pendeta Afrika-Amerika dan kelompok advokasi keluarga. Derek McCoy merupakan pemimipin salah satu kelompok yang yang menentang peraturan itu. Menurutnya, “Ini adalah soal mendefinisikan kembali secara sederhana lembaga perkawinan adalah sebagai antara seorang perempuan dan seorang laki-laki. Selain itu, ini adalah mengenai kebebasan beragama dan tentang kemampuan kita untuk berbicara di depan umum, dan kita sudah melihat hal itu dihalangi di negara lain terutama di Canada.”
Sementara itu DeRionne Pollard mengatakan ia terganggu oleh tingkat perlawanan terhadap perkawinan sesama jenis oleh beberapa pendeta lokal keturunan Afrika Amerika. “Menurut saya tidaklah penting siapa yang kita pilih untuk kita sembah, Tuhan atau Allah, pada akhirnya yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang kita pilih untuk kita cintai, untuk kita ajak membangun keluarga,”papar Pollard.
Hukum kesetaraan perkawinan di Maryland memberikan hak kepada pendeta untuk menolak menikahkan pasangan gay/lesbian berdasarkan keyakinan agama mereka.
Rich Madaleno adalah salah seorang dari 8 legislator yang secara terbuka mengaku gay dan menyetujui referendum untuk undang –undang perkawinan sesama jenis. Ia mengatakan, “Kami ingin memastikan bahwa setiap keluarga memiliki kesempatan untuk mendapat perlakuan yang sama di bawah hukum.”
Para penentang undang-undang pernikahan sesama jenis di Maryland menyatakan bahwa isu tersebut telah diajukan di negara-negara bagian lainnya dan gagal mendapatkan persetujuan. Tetapi para aktivis hak-hak kaum gay dan lesbian tetap optimis dengan mengatakan bahwa perilaku orang berubah dan dukungan untuk pengesahan pernikahan sesama jenis meningkat. Maryland bisa menjadi salah satu negara bagian di Amerika yang pertama melegalkan perkawinan sipil untuk kaum gay dan lesbian melalui suara terbanyak.
Penulis : Chris Simkins/voaindonesia.com