Istilah peyoratif “That so gay” atau “gay banget”. Kini menjadi trend di kampus dan masyarakat luas di Amerika dan Eropa. Dan menurut studi baru, membudayanya istilah tersebut menyebabkan depresi/rasa ketertekanan mahasiswa lgbt dikampus.
Para peneliti di University of Michigan membuat pertanyaan kepada 144 mahasiswanya. Dan dari hasil penelitian tersebut terungkap bahwa hampir 100 siswa pernah mendengar ungkapan tersebut di kampus setidaknya satu kali dalam setahun. sementara hampir separuh siswa mengatakan mereka mendengar ungkapan lebih dari 10 kali dalam 12 bulan terakhir.
Ini bukan hanya gangguan kecil bagi siswa LGBT muda yang mendengar ungkapan tersebut. Data menunjukkan siswa lgbt yang menerima istilah “That so gay” . sering mengalami perasaan terisolasi dan menderita sakit kepala, kurang nafsu makan, dan hingga stress berkepanjangan.
Istilah ‘that so gay’ menyampaikan pesan tersirat bahwa ada sesuatu yang salah dengan menjadi gay,”ujar Michael Woodford, asisten profesor di University of Michigan, media “Dan. Mendengar pesan tersebut tentang diri seseorang dapat menyebabkan stres, sakit kepala dan masalah kesehatan lainnya”.
Bagaimana dengan kampus di Indonesia? Adakah istilah Peyoratif yang membudaya dikampus? Jika ada, apakah mau dibiarkan peyoratif yang merupakan sahabat dekat kekerasan tersebut membumi dilembaga yang mencetak pemikir-pemikir masa depan?. Hmmm..
Penulis : Neal Broverman/advocate.com/Yatna Pelangi
*Peyoratif. . adalah unsur bahasa yang memberikan makna menghina, merendahkan, dan sebagainya, yang digunakan untuk menyatakan penghinaan atau ketidaksukaan seorang pembicara. (wiki.org).