Olimpiade London 2012 termasuk eventolah raga yang cukup bersahabat bagi kaum gay dan lesbian. Beberapa atlet yang telah mengaku gay atau lesbian mendapat kebebasan dalam bertanding sehingga mampu berprestasi, baik di nomor perseorangan maupun beregu.
Atlet berkuda tuan rumah, Carl Hester, meraih medali emas, gelandang tim nasional wanita Amerika Serikat, Megan Rapinoe, juga menyumbang tiga gol hingga menjadi juara, dan sebagian anggota tim hoki putri Belanda sukses mencapai babak final. Mereka semua adalah contoh dari beberapa atlet yang mengakui sebagai gay atau lesbian sepanjang London 2012.
Rapinoe menyatakan beberapa atlet yang mengakui orientasi seksual mereka justru bisa mengeluarkan kemampuan terbaik. Buktinya, ia berhasil mencetak dua gol kemenangan Amerika Serikat ketika menang atas Kanada di semifinal.
“Setelah mengakui sebagai lesbian, saya merasa beban di pundak agak berkurang. Saya bermain lebih baik dari sebelumnya. Saya sangat senang dan menikmati momen ini,” kata Rapinoe kepadaAssociated Press.
Namun, tidak seperti lesbian, atlet gay lebih sulit mengakui orientasi mereka. Menurut situs gay,OutSport.com, dari 10.000 atlet yang berkompetisi di London 2012 hanya 23 saja yang telah mengakui sebagai penyuka sesama pria.
“Itu adalah angka yang sangat kecil! Memang, dibanding di dunia seni, politik, atau bisnis, kaum gay di dunia olah raga masih dianggap sebagai musuh bersama,” ujar pendiri situs OutSport.com, Jim Buzinski.
Selain atlet, panitia London 2012 juga sangat terbuka bagi kaum gay yang ingin berpartisipasi di pesta olah raga terbesar sejagad itu. Tak hanya gay, lesbian dan transgender diperbolehkan menjadi sukarelawan Olimpiade dan akan diberi “pin pelangi” oleh panitia.
Juru bicara Komite Olimpiade Internasional (IOC), Emmanuelle Moreau, mengatakan pihaknya tidak akan ikut campur dalam masalah orientasi seksual. Ia menambahkan IOC merupakan organisasi yang sangat terbuka bagi seluruh atlet dengan orientasi seksual apapun.
sumber : bolanews.com