Search
Close this search box.

[Puisi] 5 Jenjang Telanjang

Oleh: Imam O.Wahyudi

Tuhan, hari itu saya telanjang
keluar dari liang tempat senggama berbuah gelinjang
ada darah berlapis ketuban
bercampur jerit menahan sakit
Ibu saya kesetanan…
Bapak saya panik kebingungan…
Tuhan, saya harus bagaimana?

Tuhan, hari itu saya telanjang
tertahan di dalam toilet sekolahan
tanpa celana tanpa baju seragam
teman-teman saya memenjarakan
mirip pelaku kejahatan usia tiga puluhan
Bau pesing aroma kejantanan…
saya tercekat berpamit pengampunan…
menangis miris memohon dikeluarkan…
Tuhan, saya harus bagaimana?

Tuhan, hari itu saya telanjang
Tertangkap tuan keamanan
karena saya melanggar peraturan
menyewakan alat vital
untuk ditumbuk, ditusuk dan diseruduk
hingga pelanggan semuanya ambruk
kostum cantik dilucuti
dandanan ayu disirami
saya dipaksa bersih
senada dengan suci
agar dosa luntur dibadan ini
Tuhan, saya harus bagaimana?

Tuhan, hari kemaren saya telanjang
diarak ditali pada sebuah tambang
dihujani kerikil tajam hingga nyaris tumbang
darah berceceran tanpa perlu dipersilakan
gara-gara saya mencintai cinta
pedih saya, luka saya, sakit saya, tak ada yang hiraukan
siapa peduli dengan pembawa sial
sumber bencana dari jaman gomorah
begitu tuduhan mereka,
saya dipaksa percaya
bahwa Tuhan membenci saya,
bahwa Tuhan menyalahkan saya,
bahwa Tuhan membuang saya
Tuhan, siapa mereka sebenarnya?

Tuhan, hari ini saya terakhir telanjang
dihujani kembang beraroma kenanga
melati, mawar hingga kamboja
dihias menjulur menutup tudung beraksara hijaiyah
ragaku bukan lagi coklat seperti dulu adanya
memucat pasi, kesat, beraroma senja
tersenyum manis terbalut kain putih tipis
TUHAN! Semoga saya adalah orang terakhir yang terlahir terakhir telanjang yang tak sanggup melewati lima jenjang telanjang…

Jakarta, 5 Agustus 2012

*Program Officer Ourvoice 

Bagikan

Puisi Lainnya