Search
Close this search box.

Peluh di Antara Jalan

Oleh: Misske*

Di antara trotoar dan lampu merah,
Aku melintas, tak dilihat, tak dikenal.
Pengemudi berseragam hijau, seolah hanya bayang,
Tapi dalam diriku ada badai tak berhenti.

Biphobia mencakar diam-diam,
Menggores keyakinan yang kupeluk rapat.
Setiap pandangan sinis, setiap tawa sumbang,
Menyisakan luka, dalam sunyi yang tak terkatakan.

Di balik helm, ada wajah yang terus bertanya,
Siapa aku di mata dunia ini?
Roda berputar cepat, tapi pikiranku terseret,
Oleh stigma yang terus menghantui, tanpa henti.

Stigma bagaikan helm yang menekan,
Tak ada ruang untuk jujur atau terbuka,
Karena setiap kali aku bicara,
Jawaban mereka lebih sering melukai.

“Apa kau bingung?” tanya mereka sinis,
Seolah cinta harus disederhanakan,
Padahal di dalam hatiku ada kebebasan,
Yang tak ingin terbatasi oleh label dan pandangan.

Kadang, di antara pelangi yang harusnya hangat,
Sering kutemui duri yang menusuk pelan.
Sesama teman, tapi berbeda paham,
Biphobia juga datang dari mereka yang kukira aman.

“Tak cukup queer,” mereka bilang,
Seolah ada syarat yang harus kupenuhi.
Pikiran kusut, mentalku terjatuh,
Bagaimana bisa aku diterima, jika di sini pun terasing?

Kesehatan mentalku semakin rapuh,
Di jalanan ini, beban tak hanya di pundak.
Aku berjuang, menghidupi tubuh yang letih,
Tapi lebih berat menjaga hati agar tak mati dan runtuh

Di Jakarta yang tak pernah tidur,
Aku mencari bukan hanya penumpang,
Tapi juga tempat untuk diriku yang utuh.

 

*Penulis adalah seorang pekerja lepas, bekerja sebagai driver online dan juga desain grafis pengisi konten desain di Koperasi Prakarsa Hijau Indonesia (@kophinesia). Penulis berdomisili di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Bagikan

Puisi Lainnya