Search
Close this search box.

TEMPO.COTegal – Ketua Paguyuban Waria Tegal Venty Ramona menyayangkan tindakan pembubaran oleh Majelis Taklim Darunnadzir Al Barokah. Venty menilai sikap pembubaran ini sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia. “Waria itu juga manusia, mereka mempunyai hak yang sama dengan manusia-manusia yang lainnya,” kata Venty Ramona di Tegal, Jawa Tengah.

Kontes waria dengan tema “Bintang Idol Dangdut Waria” di Dedy Jaya Plaza, Kota Tegal, Sabtu, 30 Juni 2012, dibubarkan oleh organisasi masyarakat yang menamakan dirinya Majelis Talim Darunnadzir Al Barokah. Kegiatan Paguyuban Waria Tegal dan Shinta Management ini akhirnya urung dilaksanakan. (Baca: Ormas Bubarkan Kontes Waria)

“Kami menolak kegiatan itu karena tidak memiliki izin dari aparat setempat,” kata juru bicara Majelis Talim Darunnadzir Al Barokah, Komarudin, saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Minggu, 1 Juni 2012. “Pembubaran ini juga untuk menegakkan amar makruf nahi mungkar.”

Acara yang semula akan mulai pukul 15.00 WIB ini bubar setelah didatangi lebih dari 50 orang anggota Majelis. Mereka meminta penyelenggara dan pengelola Dedy Jaya Plaza membatalkan acara tersebut.

Menurut Venty, ajang “Bintang Idol Dangdut Waria” merupakan wujud kreativitas anggotanya, yang selalu dianggap negatif oleh sebagian masyarakat. Ia menuding kelompok yang membubarkan kegiatannya ini bukan warga Kabupaten Tegal. “Mereka warga di luar Kota Tegal, kenapa harus ikut campur urusan Kota Tegal,” katanya.

Venty menilai pembubaran ini justru menimbulkan masalah baru bagi anggotanya karena mereka jadi tak terakomodasi dalam berkreativitas.

sumber : www.tempo.com