Search
Close this search box.

[Opini] Indonesia dan IDAHOT 2024

 

Oleh: Wisesa Wirayuda*

SuaraKita.org – Perpolitikan Indonesia tengah mengalami transisi dari pemerintahan lama ke pemerintahan baru. Menilik 10 tahun pemerintahan Jokowi kemarin, yang artinya sudah 10 kali pula kita merayakan IDAHOT, rasanya tidak ada kemajuan berarti bagi isu keberagaman gender dan seksual di Indonesia, yang ada sepertinya persekusi yang malah banyak terjadi.

Tak hanya pada isu ragam gender dan seksualitas, isu Hak Asasi Manusia pada umumnya pun banyak mengalami kemunduran. Belum lagi bila kita membahas tentang demokrasi dan kemerosotannya yang banyak digalakkan di media sosial, terutama beberapa bulan menjelang Pemilu kemarin.

Meski begitu, IDAHOT 2024 dengan tema “No one left behind: equality, freedom and justice for all” (Tidak Ada yang Ditinggalkan: Kesetaraan, Kebebasan, dan Keadilan untuk Semua) menjadi momen yang tepat untuk berefleksi. Tidak hanya merefleksikan masalah-masalah yang muncul belakangan ini, namun juga capaian-capaian “kecil” yang berhasil kita raih.

Pada periode 2023 hingga 2024, semakin banyak teman-teman transgender yang kini sudah memiliki e-KTP sehingga bisa mengakses BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, juga mengakses Bansos dari pemerintah. Meski advokasi soal klaim BPJS Ketenagakerjaan yang bermasalah masih terus berlanjut, tetapi proses ini masih terus berjalan maju.

Selain bisa mengakses BPJS, dengan kepemilikan E-KTP, banyak dari kelompok ragam gender dan seksualitas yang bisa mengikuti Pemilu 2024. Tak hanya itu, banyak pula caleg-caleg yang secara terbuka dan memahami soal isu keberagaman gender dan seksual.

Paling membanggakan, pada pemilu 2024 lalu, Bunda Mayora menjadi Transpuan pertama yang jenduduki jabatan publik. Berkat usahanya memperjuangkan KTP bagi kalangan transpuan yang terabaikan, juga mengajak para perempuan berorganisasi, serta mendorong bantuan untuk petani dan peternakan, kini Bunda Mayora ikut berusaha mengegolkan aturan kota ramah HAM.

Bagaimana denganmu? Apa saja kemenagan-kemenangan “kecil” yang telah kamu raih?

Selamat memperingati International Day Against Homophobia, Biphobia and Transphobia!

 

*Penulis pernah terlibat di beberapa buku terbitan Suara Kita. Penulis juga adalah kontributor di website Suarakita.org sejak 2013 hingga sekarang. Beberapa pelatihan jurnalistik yang pernah ia ikuti antara lain dari Suara Kita, Jurnal Perempuan, Tempo Institute, dan Wahid Foundation.