Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Para aktivis LGBT menyambut baik larangan baru di Wilayah Ibu Kota Australia pada ‘terapi konversi’ tetapi mengatakan hal itu bisa lebih baik lagi.

ACT (Australian Capital Territory) – wilayah kecil di sekitar ibu kota Australia, Canberra – baru saja mengesahkan RUU Praktik Konversi Seksualitas dan Identitas Gender.

Para pegiat memberi hukum baru tersebut nilai  ‘tujuh dari 10’. Mereka mengatakan itu jauh lebih baik daripada hukum yang disahkan Queensland yang mereka simpulkan ‘tidak berguna’ . Namun, mereka mengatakan pelarangan ACT ‘masih jauh dari posisi optimal yang diinginkan kelompok penyintas’.

Undang-undang melarang siapapun untuk mencoba ‘pengobatan’ atau praktik untuk mengubah seksualitas atau identitas gender orang lain. Ini termasuk konseling berdasarkan klaim yang menyatakan bahwa orang dapat ‘disembuhkan’ menjadi heteroseksual atau bahwa orang trans harus ‘dibasmi’.

Lebih jauh, tidak seperti Queensland, larangan ACT mencakup organisasi keagamaan yang melakukan sebagian besar dari apa yang disebut terapi.

CEO Equality Australia Anna Brown mengatakan:

‘Meskipun tidak ada undang-undang yang dapat menyelesaikan sendiri masalah sosial yang kompleks, undang-undang ini merupakan langkah penting di sepanjang jalan perjuangan untuk mengakhiri kerugian yang disebabkan oleh praktik-praktik yang merusak ini.’

Begitu juga Chris Csabs dari Sexual Orientation and Gender Identity Change Efforts (SOGICE) Survivors mengatakan:

‘Dengan mengesahkan undang-undang ini, pemerintah ACT telah mengirimkan pesan yang kuat bahwa praktek konversi, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, pemuka agama atau orang lain, tidak boleh ditolerir.’

‘Tujuh dari 10’

Para aktivis LGBT Australia dan para penyintas ‘terapi konversi’ mengkritik keras larangan negara bagian Queensland. Mereka takut negara bagian lain akan meniru pembebasan agama yang diberikan Queensland – menjadikan larangan itu tidak berguna.

Sejauh ini, hanya Queensland dan ACT yang menangani masalah tersebut.

Namun, Victoria, Australia Selatan, dan Tasmania semuanya akan melarang. Sementara negara bagian Australia lainnya – New South Wales dan Western Australia – serta Northern Territory masih tetap beraksi. Jadi model ACT dapat menjadi preseden.

Ivan Hinton-Teoh adalah penduduk Canberra dan juru bicara kelompok lobi LGBT nasional Just-Equal. Dia berkata:

‘Undang-undang ACT mencakup pengaturan agama dan informal yang tidak termasuk dalam undang-undang Queensland.

‘Ini adalah peningkatan besar mengingat praktik konversi agama dan informal adalah yang paling umum.

‘Undang-undang ACT juga berfokus pada niat praktisi dan memberikan kewenangan investigasi yang luas kepada Komisi Hak Asasi Manusia ACT.

Sisi negatifnya, undang-undang ACT tidak secara tepat menangani klaim yang salah secara terapeutik, merusak dan menyesatkan; arahan dan iklan yang terkait dengan praktik konversi; dan upaya untuk menekan orientasi seksual dan identitas gender.

‘Overall Just-Equal menyambut baik undang-undang ACT sebagai langkah maju dan memberikan nilai tujuh dari 10.’

Sementara Brave Network dan SOGICE Survivors mendorong pemerintah ACT untuk menolak klaim dari penentang konservatif bahwa definisi ‘konversi’ dalam RUU itu terlalu luas.

Nathan Despott dari Brave Network mengatakan:

‘Undang-undang ini merupakan terobosan sebagai contoh undang-undang Australia pertama yang berhasil memisahkan ideologi pseudosains konversi dari teologi agama yang sah.

‘Aturan baru ini menolak mitos bahwa klaim yang merusak dan menyesatkan di jantung praktik konversi adalah bagian inti dari tradisi agama.’

Para pendukung LGBT berharap larangan Australia berikutnya akan mencakup semua saran dari kelompok penyintas.

Larangan ‘terapi konversi’ di seluruh dunia

Psikolog dan psikiater di seluruh dunia setuju bahwa identitas LGBT tidak dapat diubah dengan ‘terapi konversi’. Selain itu, para ahli mengatakan ‘terapi’ dan ‘penyembuhan’ seringkali berbahaya. Dalam beberapa kasus mereka bahkan terlibat penyiksaan.

Akibatnya, banyak negara kini mempertimbangkan pelarangan.

Sejauh ini hanya Malta, Ekuador, Brasil, Taiwan, dan Jerman yang memberlakukan larangan hukum.

Namun, Israel , Kanada , Belanda , Inggris , Irlandia, Australia dan Chili juga mempertimbangkan untuk melarang ‘terapi konversi’.

Sudah ada larangan di 20 negara bagian Amerika: New Jersey, California, Oregon, Illinois, Vermont, New Mexico, Connecticut, Rhode Island, Nevada, Washington, Hawaii, Delaware, Maryland, New Hampshire, New York, Massachusetts, Maine, Colorado, Utah dan Virginia serta Washington DC dan Puerto Rico.

Selain itu, Joe Biden, calon dari Partai Demokrat untuk kursi kepresidenan, telah berjanji akan melarang ‘terapi’ tersebut jika dia sampai di Gedung Putih.

Sementara itu, organisasi LGBT internasional ILGA World memprediksikan tahun 2020 bisa menjadi tahun terobosan baru dalam isu global. (R.A.W)

Sumber:

GSN