Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Suku Oglala Sioux mungkin telah menjadi suku asli Amerika pertama yang memperkenalkan hukum kejahatan rasial yang melindungi LGBT dan orang-orang  two-spirited atau dua-jiwa.

Tidak ada data komprehensif dalam KUHP untuk 573 suku Indian Amerika yang diakui secara federal, tetapi kantor berita Indian Country Today melaporkan bahwa mereka tidak dapat menemukan undang-undang kejahatan rasial lainnya yang secara khusus menyebutkan LGBT dan dua-jiwa.

Dewan suku Oglala Sioux memberikan suara mendukung hukum dalam pertemuan dewan awal bulan ini.

Di bawah hukum kesukuan, kejahatan rasial yang dilakukan oleh orang-orang Suku Oglala Sioux sekarang dapat dihukum hingga satu tahun penjara.

Rumah adat suku berada reservasi Pine Ridge di South Dakota, negara bagian yang tidak menyebut kejahatan yang menargetkan korban karena orientasi seksual atau identitas gender mereka dalam undang-undang negara bagian mengenai kejahatan atas dasar kebencian . 

Namun suku-suku Indian Amerika yang diakui secara federal adalah “negara-negara yang bergantung pada domestik”, sebuah konsep otoritas yang melekat dari suku asli untuk memerintah diri mereka sendiri di dalam perbatasan Amerika Serikat, dan memiliki beberapa independensi dalam hal hukum.

Misalnya ketika pernikahan sesama jenis dilegalkan di Amerika Serikat pada 2015, ini tidak berlaku untuk suku Indian Amerika, yang memiliki hak untuk membuat undang-undang pernikahan mereka sendiri.

Suku Asli Amerika Oglala Sioux menjadi yang pertama di South Dakota yang melegalkan pernikahan sesama jenis pada bulan Juli tahun ini. Namun hanya 35 dari 573 suku yang diakui federal sejauh ini melakukan hal yang sama.

Pasangan sesama jenis, Monique Mousseau dan Felipa De Leon, keduanya warga suku, melobi untuk pengesahan hukum pernikahan sesama jenis dan hukum kejahatan rasial.

Minoque Mousseau mengatakan: “Orang-orang LGBT dan keluarga serta teman-teman mereka di Pine Ridge sering menghubungi kami untuk mendapatkan dukungan dan saran setelah orang yang mereka cintai dipersekusi atau melakukan upaya bunuh diri.

“Meskipun pihak berwenang belum menyimpan data, kami tahu bahwa banyak kasus bunuh diri di reservasi terkait dengan persekusi atas dasar orientasi seksual.”

Pada 2017, Jamie Lee Wounded Arrow , perempuan dua-jiwa yang berasal dari reservasi Pine Ridge yang berasal dari suku Oglala Sioux, terbunuh di rumahnya.

Felipa De Leon berkata, “Saya punya anak dan cucu. Saya tidak tahu bagaimana mereka akan mengidentifikasi diri mereka ketika mereka dewasa, tetapi saya ingin tahu mereka akan aman.” (R.A.W)

Sumber:

Pinknews