SuaraKita.org – Individu transgender dan non-biner yang menjadi warga Selandia Baru, akan dihitung dalam pengumpulan data oleh Statistik NZ dalam Sensus Ekonomi Rumah Tangga. Pertama kalinya dalam sejarah di Selandia Baru, sensus yang mengukur kesejahteraan finansial memberikan respon yang baik, tujuannya agar warga bisa menggambarkan gender mereka.
Pertanyaan yang timbul yaitu tentang jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir akan lebih memperkuat argumen sensus agar bisa menghitung warga yang transgender. Sampai pada saat ini belum ada kesempatan untuk mengakui apakah mereka lelaki atau perempuan karena tidak memberikan kesan yang baik “ ujar Jason Attewell selaku Manajer Umum Stats NZ.
“Orang-orang akan memiliki opsi untuk memberikan deskrispsi mereka sendiri tentang jenis kelamin mereka. Tanggapan akan membuat mereka menunjukan kepada orang Selandia Baru siapa mereka sebenarnya.”
Contoh yang lebih konkret lagi dengan adanya orang-orang takatapui (orang suku Maori LGBT), yang bisa mengekspresikan identitasnya itu dengan jawaban dari sensus mereka. Identitas gender merupakan berita yang sangat hangat dibicarakan dan juga informasi yang mudah bagi Selandia Baru mempublikasinya. “statistik kami harus mencerminkan semua orang, sehingga seiring dengan pengumpulan informasi seperti usia, etnis, kesehatan dan pendidikan, informasi ini membantu kami menggambarkan dan memahami keragaman masyarakat dalam kaitannya dengan topik-topik penting seperti pendapatan, kemiskinan, dan aspek lain dari standar kami hidup,” kata Jason.
Informasi yang didapatkan juga akan sangat membantu kebijakan pemerintah membuat sebuah keputusan dan memberikan pertimbangan dalam pendanaan yang bisa memengaruhi kelompok minoritas.” Mencerminkan dan memberikan wawasan penting bagi masyarakat yang belum melihat diri mereka sebagai jati diri sendiri.
Sensus tersebut, akan berlangsung antara bulan Juli 2019 dan Juni 2020. sensus tersebut akan mengajukan pertanyaan mengenai pertanyaan seputaran seksualitas. Dari pertanyaan itu akan memberikan data menaikan keberadaan mereka, apakah mereka sebagai heteroseksual, gay, lesbian, biseksual, atau identitas lain.
Hasil sensus akan diterbitkan atau disebarluaskan pada tahun 2020 nanti, sebuah harapan dari pemerintah. Merupakan sensus Statistik Selandia Baru kedua untuk memberikan pertanyaan tentang seksualitas. Data yang pertama yaitu pada tahun 2018 pada sensus Sosial Umum. Hasil awal dari sensus tersebut akan dirilis pada 26 Juni mendatang.
Jason mengakui semua pernyataan itu sangat sensitif bagi sebagian orang. Tanggapan akan memberikan jawaban tersendiri bagi hasil sensus yang melakukan sensus dengan cara mengajukan pertanyaan dari pihak Stats NZ.
Jason mengatakan bahwa, pewawancara akan memberikan privasi kepada warga sehingga dalam percakapan tidak terjadi kebocoran, dalam artian lain ingin mengajak yang akan diwawancarai menceritakannya secara detail dengan sendirinya atau mengalir begitu saja.
Pertanyaan yang mendasar yaitu pertanyaan demografis mengenai etnis yang pada dasarnya bisa diselesaikan secara personal atau pribadi. “Namun, Stats NZ bermaksud memasukkan pertanyaan-pertanyaan ini sebagai bagian dari demografis inti yang dikumpulkan dalam semua sensus rumah tangga” kata Jason.
Setiap Informasi yang didapatkan dari sensus tersebut akan dirahasiakan, aman, dan akan tetap dirahasiakan oleh Stats NZ. Sensus pada tahun 2018 tidak termasuk tentang pertanyaan tentang identitas LGBT, namun pada januari tahun lalu Menteri Statistik James Shaw mengatakan bahwa ia sangat berharap sensus 2023 bisa terlaksanakan.
Pada bulan Februari, Stats NZ dengar lapang dada meminta maaf setelah sebuah laporan tentang identitas seksual orang-orang yang berbeda orientasi seksual dalam kategori yang sama dengan “Pedoseksual”. (Ep)
Sumber: