Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Sementara India memiliki gerakan penegakan hak LGBT mereka sendiri, pangeran gay pertama di dunia dan aktivis LGBT, Manvendra Singh Gohil, telah memelopori modul akademik pertama Asia Selatan pada komunitas LGBT. Berjudul, Proclivity of Gender: Socio-legal approach to LGBT Community’, pelatihan wajib diluncurkan di Universitas Karnavati yang berbasis di Ahmedabad pada hari Senin (27/8) dan akan diikuti oleh mahasiswa sarjana Hukum dan Studi Liberal di universitas tersebut.

Lebih dari 60 peserta mulai dari murid sekolah menengah atas hingga sarjana PhD dari seluruh negara juga akan berpartisipasi dalam pelatihan. “Gagasan di balik pelatihan ini adalah untuk mendorong pendidikan inklusif dan penerimaan sosial yang lebih besar terhadap jenis kelamin ketiga. Ini akan mencakup topik-topik seperti sejarah gerakan hak LGBT di India dan bagaimana hal itu dimulai, memberikan referensi internasional untuk gerakan-gerakan hak LGBT, hak-hak hukum, Pasal 377 dari KUHP India – sebuah petisi peninjauan yang sedang didengar oleh Mahkamah Agung, dan aspek sosial budaya masyarakat, ”kata Pangeran Manvendra Singh Gohil.

Kesehatan mental dan fisik – termasuk HIV, masalah medis dan penuaan, juga akan dibahas dalam pelatihan, katanya. “Melalui kursus ini, kami akan menyajikan fakta-fakta tentang komunitas, yang didukung oleh bukti dan penalaran kepada para peserta untuk membuat mereka memahami berbagai aspek dari komunitas LGBT.”

Kurangnya penerimaan di berbagai tingkatan termasuk orang tua, keluarga, teman dan lingkaran sosial adalah masalah yang sering menimbulkan diskriminasi – yang kadang-kadang berbentuk tindak kekerasan dan kasar – terhadap individu LGBT, kata para ahli.

“Diskriminasi begitu merajalela terhadap individu LGBT di India, sehingga mereka tidak mendapatkan akses ke fasilitas dasar diantaranya termasuk perawatan kesehatan dan hak atas properti. Mendidik peserta pelatihan tentang komunitas LGBT akan membantu menyadarkan mereka pada minoritas seksual yang tidak terlihat. Beberapa tahun ke depan ketika para peserta ini menemukan bahwa teman, kolega, kenalan atau bahkan anak-anak mereka sendiri adalah LGBT, mereka akan memperlakukannya sebagai orang yang sederajat, yang jarang terlihat pada saat ini. Karena itu pendidikan akan membantu menjembatani kesenjangan ini, ”kata Prof Shrut Brahmbhatt, penyelenggara pelatihan di Universitas Karnavati.

Anahita Sarabhai, pendiri, QueerAbad – sebuah platform online untuk komunitas LGBT di Ahmedabad, juga menggemakan pandangan yang sama dan berkata, “Mengangkat masalah yang tidak nyaman dan memulai percakapan di sekitar mereka juga merupakan salah satu peran kunci pendidikan, yang tentu saja akan dipenuhi.” (R.A.W)

Sumber:

times of india