Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Murid-murid di sekolah menengah di kota Kaohsiung menggantung bendera pelangi di luar ruang kelas untuk mengungkapkan keberatan mereka terhadap penangguhan lektur (kuliah umum)  di sekolah yang disajikan oleh anggota komunitas LGBT, di tengah desas-desus adanya ketidaksetujuan oleh orang tua.

Lektur yang terkait dengan homoseksualitas pada mulanya dijadwalkan berlangsung pada 15 Mei untuk murid tahun pertama di Sekolah Menengah Atas Ruei-Siang.

Mendekati tanggal tersebut,  sekolah mengumumkan penundaan karena bahan ajar yang diperlukan masih butuh untuk ditinjau. Namun, sekelompok murid dan guru menduga bahwa pembatalan itu karena adanya ketidaksetujuan orang tua terhadap homoseksualitas.

Akibatnya, beberapa murid dan guru di sekolah menengah memutuskan untuk mengadakan protes terhadap pembatalan dengan menggantung bendera pelangi di luar kelas dan menuntut sekolah untuk melaksanakan lektur tersebut. 

Hung Chih-ho dari Asosiasi Orangtua Kota Kaohsiung, mengatakan bahwa orang tua tidak menentang kelompok LGBT dan memiliki hak untuk memeriksa konten sebelum kuliah. Selain itu, dia menyatakan keprihatinannya bahwa beberapa guru telah memicu reaksi dan memimpin protes murid terhadap sekolah, menyebabkan gangguan di antara para murid.

Sekolah akhirnya menegaskan lektur tersebut tidak akan dibatalkan dan bahwa isi presentasi akan ditinjau kembali oleh komite guru pada 30 Mei. (R.A.W)

Sumber:

taiwan news