Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Menurut laporan penelitian terbaru, 38 persen individu biseksual tidak melela di tempat mereka bekerja, dibandingkan dengan 7 persen lelaki gay dan 4 persen perempuan lesbian.

Stonewall UK merilis laporan penelitian tentang individu LGBT di Inggris dan pengalaman kerja mereka. Ini mengungkapkan informasi baru tentang komunitas tersebut.

YouGov melakukan survei untuk Stonewall. Mereka mewawancarai 5.000 orang LGBT di Inggris, Skotlandia, dan Wales.

Wawancara tersebut mengeksplorasi aspek kehidupan, keselamatan, dan ketakutan di tempat kerja.

 

Pengalaman pekerja biseksual

Adanya perbedaan antara individu biseksual dan gay di tempat kerja adalah sebuah kenyataan.

Sementara mayoritas individu gay dan lesbian melela di tempat kerja, hampir 4 dari 10 individu biseksual tidak. Merinci lebih lanjut, setengah dari lelaki biseksual (49%) dan sepertiga perempuan biseksual (34%) tidak melela.

Dari total orang yang disurvei, 28 persennya mengidentifikasi diri mereka sebagai biseksual.

Lewis Oakley, seorang aktivis biseksual mentweet: ‘Satu solusi tidak akan memperbaiki semua masalah di LGBT.’


Orang-orang di komunitas tidak memiliki sebuah pengalaman general. Cara menyampaikan sebuah isu untuk bagian tertentu dari sebuah komunitas mungkin tidak akan berfungsi untuk komunitas lain. Kenyataannya jauh lebih kompleks dari itu dan karena itu layak mendapat pendekatan yang lebih bernuansa.

Individu biseksual menghadapi tantangan dan stereotip mereka sendiri yang tidak selalu meluas ke orang lain di masyarakat. Banyak orang berpikir orang biseksual bingung dan suka memilih-milih. Hal ini semakin buruk akibatnya bagi perempuan biseksual, dengan orang-orang berpikir bahwa mereka ‘tidak stabil dan tidak dapat dipercaya’.


LGBT kulit berwarna menghadapi statistik yang serupa

10 persen dari individu LGBT dengan kulit berwarna telah diserang secara fisik karena identitas mereka, dibandingkan dengan 3 persen pekerja LGBT kulit putih.

Selain itu, 12 persen dari individu-individu  LGBT dengan kulit berwarna telah kehilangan pekerjaan sebagai akibat dari identitas mereka, dibandingkan dengan 4 persen dari anggota staf LGBT kulit putih.

 

Tidak membuka orientasi seksual

Survei ini juga mencakup kisah kehidupan nyata dan pengalaman individu LGBT yang bekerja di Inggris.

‘Sebagai orang yang benar-benar “melela” sebagai biseksual di tempat kerja, saya mendapati diri saya sedikit merubah sikap karena persepsi yang baik bahwa hal itu kurang dihargai, ’tulis Quincy.

“Satu aspek kecemasan saya berasal dari perasaan bahwa dengan melela maka semuanya akan baik-baik saja, selama saya siap mengorbankan perkembangan karier yang serius. Sama halnya, dalam melamar pekerjaan baru, saya menyembunyikan identitas gender / seksual saya sepenuhnya, menampilkan diri sepenuhnya dalam jenis kelamin ketika saya dilahirkan, karena mengetahui bahwa saya dapat dengan mudah membahayakan prospek pekerjaan saya jika saya tidak melakukannya. “

Perempuan yang lain, Aurora, mengatakan bahwa koleganya secara otomatis menganggap pasangannya adalah seorang lelaki.

“Saya menggunakan kata “pasangan” ketika saya berbicara tentang peristiwa tertentu, tetapi orang-orang mengatakan hal-hal seperti “cowok, suami ” dll. Walaupun saya tidak akan menyebut ini sebagai diskriminasi langsung, hal ini membuat saya merasa tidak nyaman.” (R.A.W)

Laporan penelitian dapat diunduh pada tautan berikut:

[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2018/04/lgbt-in-britain-work-report.pdf”]

Sumber:

GSN