Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Taoiseach Irlandia (Perdana Menteri) Leo Varadkar adalah salah satu pemimpin dunia yang terbuka sebagai gay dalam sejarah politik baru-baru ini – dan telah bersumpah untuk menempatkan kesetaraan di jantung kepemimpinannya. Berbicara di Parlemen minggu ini menjelang kunjungannya ke Amerika Serikat untuk merayakan Hari St Patrick (17 Maret), Leo Vadadkar mengatakan bahwa dia akan bertatap muka bersama pemimpin Amerika Serikat untuk menekannya dalam sejumlah masalah.

Leo Varadkar mengatakan: “Minggu depan, sebagai bagian dari misi satu minggu ke Amerika Serikat, saya akan diajak ke Gedung Putih oleh Presiden Donald Trump.

“Kami akan mengadakan pertemuan bilateral sebagai bagian dari kunjungan tersebut. Presiden Donald Trump adalah kepala Pemerintah Amerika Serikat, saya adalah kepala pemerintahan Irlandia dan kami adalah dua negara yang memiliki hubungan yang sangat kuat.

“Hubungan ini sangat penting dan saya ingin mempertahankan dan memperkuat hubungan tersebut. Hubungan ini akan hidup lebih lama dari presiden atau Perdana Menteri manapun dan penting bagi kita untuk melihat semuanya melalui perspektif itu.

“Ada banyak kebijakan Donald Trump yang tidak saya setujui. Saya tidak setuju dengan dia tentang migrasi, perubahan iklim atau perdagangan. Saya sangat mendukung sebuah perdagangan bebas dan politik Donald Trump lebih dekat dengan pendapat Deputi Paul Murphy mengenai isu tersebut. Saya juga sangat percaya pada kebebasan individu, yang mencakup hak perempuan dan hak LGBT. “

Pemerintahan Trump-Pence telah dikritik dengan keras oleh kelompok hak LGBT karena telah memutarbalikkan sebagian besar pekerjaan pemerintahan Obama mengenai kesetaraan.

Departemen Kehakiman Amerika yang dipimpin oleh Jeff Sessions telah mendapatkan kritik paling besar atas kerja sistematisnya untuk melemahkan perlindungan hak-hak sipil bagi LGBT.

Pejabat pemerintahan Donald Trump telah berulang kali muncul di hadapan pengadilan dan mengajukan tuntutan hukum untuk menyatakan bahwa diskriminasi anti-LGBT dalam pekerjaan tidak ilegal, dalam salah satu serangan paling tidak lazim terhadap kesetaraan.

Namun, pihak oposan dari  Leo Varadkar telah memintanya untuk memboikot administrasi Trump.

Anggota parlemen Irlandia, Paul Murphy berkata: “Donald Trump adalah wajah jelek dari sistem kapitalis yang ditujukan untuk memaksimalkan keuntungan dengan biaya berapa pun.

“Hal terbaik yang bisa dilakukan Perdana Menteri adalah menolak bertemu dengannya, menolak untuk membiarkan kebijakan rasis dan anti-imigrannya yang memalukan. Tanggapan Perdana Menteri bisa diprediksi – dia tidak akan melakukannya. “

Tapi Leo Varadkar menjawab: “Tentu saja saya bermaksud memanfaatkan kesempatan pertemuan yang akan saya hadiri dengan Presiden Donald Trump untuk menangani dan mengangkat beberapa masalah tersebut.

Leo Varadkar menjadi berita utama tahun lalu saat dia ikut berbaris dalam Pride parade  bersama PErdana Menteri Justin Trudeau dari Kanada.

Dua orang Perdana Menteri itu turun ke jalan-jalan di Montreal, Kanada, untuk merayakan parade LGBT di kota itu.

Acara tersebut menandai pertama kalinya seorang kepala pemerintahan atau negara asing diundang untuk ikut serta dalam perayaan tersebut.

Justin Trudeau yang berusia 45 tahun dengan bangga melambaikan bendera transgender dan disambut oleh sorak sorai masyarakat yang ikut menyaksikan parade tersebut.

Justin Trudeau menyatakan: “Untuk semua yang kita rayakan di sini di Kanada, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan di seluruh dunia, dan kita perlu membangun sistem pendukung kita dan berdiri bersama dengan kuat untuk mendapatkan hak, kesempatan dan nilai-nilai yang kita ketahui mempersatukan kita. “

Justin Trudeau telah menjadi pembela setia hak LGBT sejak menjabat di bawah partai Liberal.

“Saya pikir Irlandia dan Kanada memiliki banyak kesamaan,” kata Leo Varadkar.

“Apa yang harus kita pahami bersama adalah kita negara-negara yang mengerti bahwa keberagaman adalah kekuatan kita dan perbedaan kita dapat membuat kita menjadi lebih baik.” (R.A.W)

Sumber:

Pinknews