SuaraKita.org – Sekelompok transgender perempuan di India telah melakukan sesuatu untuk memastikan anak-anak dari kasta ‘tak tersentuh’ mendapat pendidikan berkualitas.
Priyanka dan teman-temannya memberikan pendidikan kepada lebih dari 40 anak di komunitas Dalit di kota Malda, Bengal Barat.
Anak-anak tersebut termasuk dalam komunitas Dalit yang dianggap tidak tersentuh dalam sistem kasta Hindu.
Terlebih lagi, anak-anak di Malda sangat tidak mungkin bersekolah dan terutama bagi anak-anak Dalit yang bekerja sebagai pemulung.
“Meskipun sekarang tahun 2017, orang masih memperlakukan komunitas Dalit sebagai orang tak tersentuh,” kata Priyanka.
“Anak-anak menderita karena keluarga miskin tidak mampu membayar pendidikan kebanyakan mereka menjadi pemulung, tukang bersih-bersih, dan lain-lain. Kami ingin melakukan sesuatu untuk mereka.”
Priyanka dan teman-temannya membuka sekolah di sebuah club house lokal pada bulan Juni dan mengajar semua tingkat pendidikan.
Tapi karena anak-anak memiliki usia yang berbeda dan berbeda pada tingkat pendidikan yang berbeda, mereka harus menyesuaikan pelajaran mereka.
‘Beberapa anak tahu alfabet, beberapa tidak. Jadi tantangannya adalah menyesuaikan mata pelajaran, “kata Priyanka.
“Kami memberi mereka pelajaran seperti sains dasar, matematika, bahasa Inggris, dan lain-lain. Idenya adalah membuat mereka memiliki semangat sehingga mereka bisa kembali ke sekolah.”
Butuh beberapa saat agar sekolah benar-benar masuk ke dalam alur, karena pada awalnya orang tua tidak yakin untuk mengizinkan anak mereka ke sana.
“Anak-anak itu bersahabat dengan kami. Jadi kami tidak memiliki banyak masalah dengan mereka, tapi orang tua mereka enggan. Bukan hanya karena kami adalah transgender, juga fakta bahwa mereka tidak merasa mendidik anak-anak mereka akan sangat membantu, “kata Priyanka.
Sekolah juga merupakan kesempatan untuk mematahkan stereotip tentang komunitas transgender. Para transgender juga menerima gaji yang sangat sedikit untuk apa yang mereka lakukan. Uang untuk sekolah itu bersumber dari dana sumbangan banyak orang.
“Tidak ada gaji tetap. Berapapun yang kami terima, kami tidak mengeluh. Jika kami melakukan pekerjaan sosial untuk mendapatkan keuntungan, maka itu bukan pekerjaan sosial. Kami ingin dana untuk menjalankan sekolah, “kata Priyanka.
Sekolah Priyanka hanyalah salah satu dari banyak contoh transgender yang melangkah ke komunitas mereka.
Pada bulan September, kelompok transgender datang untuk menyelamatkan ratusan orang yang mengungsi akibat banjir yang menghancurkan di Bengal Barat.
Dan di Uttar Pradesh sekelompok transgender perempuan membangun sebuah jalan untuk komunitas mereka, setelah mereka bosan menunggu dewan setempat melakukan sesuatu mengenai hal itu. (R.A.W)
Sumber: