SuaraKita.org – Pada tahun 1977 dua perempuan dihukum karena dianggap melakukan ‘perilaku cabul’ karena berpegangan tangan dalam sebuah trem di Melbourne, Australia.
Cerita mereka merupakan titik fokus permintaan maaf Pemerintah Victoria kepada kelompok gay dan lesbian yang dulu pernah terbukti melanggar undang-undang homoseksualitas.
40 tahun setelah penangkapan tersebut, sekelompok perempuan menghormati mereka dengan berpegangan tangan dalam trem di Melbourne.
“Acara ini luar biasa,” kata panitia dan direktur Celebrate Aging, Catherine Barrett.
“Kami memiliki 20 lansia lesbian yang menaiki trem dan sekelompok anggota komunitas LGBT datang untuk mengantarkan kami.
“Kami juga didatangi sejumlah individu heteroseksual yang mendengar tentang proyek tersebut dan ingin ikut menunjukkan dukungan mereka – ini sangat menyentuh dan membuat sebagian dari kami menangis.”
Bahkan di tahun 2017 beberapa perempuan masih gugup berpegangan tangan di depan umum.
Holding hands with Penny to commemorate two women charged with offensive behaviour in 1977 for holding hands on a tram #WomenHoldingHands pic.twitter.com/muafeNL5gA
— Janet Rice (@janet_rice) October 11, 2017
Catherine Barrett mengatakan bahwa ini pertanda masyarakat masih memiliki jalan yang panjang untuk berjuang.
“Sejumlah perempuan mengatakan kepada saya bahwa mereka benar-benar gugup – mereka umumnya tidak berpegangan tangan di depan umum, tidak aman melakukannya,” katanya.
“Jadi, meski kita bepergian dalam kelompok, mereka takut akan tanggapan dari masyarakat umum.”
Hold Hands on a Tram diselenggarakan untuk mengingatkan orang tentang lesbofobia – diskriminasi yang dihadapi secara unik oleh lesbian. Ini juga merupakan kesempatan untuk menyoroti beberapa perjuangan lesbian yang sedang berlangsung.
Holding hands in Sydney in solidarity 👐 Well done on reclaiming history ladies 👏 #womenholdinghands pic.twitter.com/6xNVoWpA1P
— Lynda Tyson (@tyson_lynda) October 11, 2017
“Sering kali sejarah LGBT dibicarakan secara kolektif – seolah-olah setiap subkelompok memiliki pengalaman yang sama,” kata Catherine Barrett.
‘Pengalaman ini perlu dipahami – karena masa lalu tidak akan mati, masih ada warisan sejarah yang hadir dalam masyarakat kontemporer.
“Kami melihat ini pada lesbian yang lebih tua, mereka merasa ketakutan dalam mengakses layanan, memiliki pengalaman buruk seperti perundungan oleh anggota keluarga, serta sikap dan perilaku buruk dari beberapa anggota masyarakat dan tokoh masyarakat.”
Catherine Barrett ingin membawa inisiatif gerakan ini ke pusat-pusat regional utama Melbourne, Bendigo dan Ballarat.
‘Acara ini benar-benar menyoroti kekhawatiran yang dialami oleh lesbian,khususnya yang berusia tua karena merasa “diidentifikasi” sebagai lesbian di depan umum. Kami menyadari ini adalah proyek yang perlu dilanjutkan, ” katanya. (R.A.W)
Sumber:
GSN