Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Aktivis hak LGBT India yang vokal Harish Iyer terbiasa memperjuangkan hak kesetaraan, namun selama sebulan terakhir dia telah berubah menjadi pembawa pesan cinta.

Harish adalah pembawa acara “Gaydio”, acara radio pertama yang didedikasikan untuk isu LGBT di India, di mana homoseksualitas adalah seks tabu dan gay dapat dihukum hingga 10 tahun di penjara.

“Sebagai seorang aktivis,membela hak-hak asasi dan kesetaraan ada dalam DNA saya,” katanya.

Hukum India melarang “seks yang dianggap melawan tatanan alam”, yang secara luas ditafsirkan sebagai homoseksual, dan individu transgender menghadapi diskriminasi yang meluas meskipun Mahkamah Agung telah memberikan hak seseorang untuk diidentifikasi sebagai transgender.

Acara mingguan di saluran radio komersial Ishq, yang berarti cinta dalam bahasa Urdu, diluncurkan pada pertengahan Juli dan disiarkan setiap hari Minggu di kota-kota Mumbai, New Delhi dan Kolkata.

Tamu Harish Iyer pada acara selama dua jam menampilkan pasangan lelaki  Sikh-Muslim yang berbicara tentang bagaimana mereka bertemu, pengalaman melela mereka dan hubungan mereka yang masih masih berjalan setelah 12 tahun.

Di episode lain, seorang ibu berbicara dengan mantan pacar anak lelakinya dan di akhir acara, seorang lelaki heteroseksual dan istri transgendernya berbagi cerita mereka.

Harish Iyer, yang menjadi berita utama pada tahun 2015 ketika ibunya memasang iklan pernikahan “Dicari pengantin pria” di sebuah surat kabar berbahasa Inggris terkemuka, mengatakan bahwa orang-orang di acaranya telah berbagi cerita mereka secara terbuka.

“Kepercayaan yang unik, kasta, gender dan ikatan keluarga dalam cerita ini adalah bagian dari narasi,” kata Harish.

Belum ada data resmi mengenai populasi LGBT di India, namun pemerintah memperkirakan ada 2,5 juta orang gay, yang mewakili populasi keseluruhan yang telah menyatakan seksualitas mereka ke kementerian kesehatan.

Juru kampanye hak LGBT mengatakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi karena banyak individu menyembunyikan identitas mereka karena takut akan diskriminasi di negara tersebut. Di India, kebanyakan pernikahan masih berlangsung dalam batas-batas kasta dan agama.

Shivangini Jajoria, kepala operasi nasional di Ishq, mengatakan bahwa stasiun radio tersebut ingin mendobrak batasan dan menampilkan semua jenis hubungan.

“Ketika pasangan Muslim dan Sikh menceritakan kisah melela mereka, kisah mereka dapat membuat orang lain lebih mudah untuk melela, kata Shivangini Jajoria. “Orang-orang juga memahami komunitas LGBT dengan lebih baik melalui cerita-cerita ini.” (R.A.W)

Sumber:

Reuters