SuaraKita.org – Menanggapi berbagai laporan mengenai diskriminasi atas dasar agama, gender, dan orientasi seksual di Indonesia, anggota DPR Amerika Serikat Sean Patrick Maloney yang juga wakil ketua dari Congressional Equality Caucus, bersama 36 rekannya mengirimkan sebuah surat kepada Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Budi Bowoleksono. Dalam surat tersebut, Sean Patrick Maloney meminta pemerintah Indonesia melalui Duta Besar RI untuk Amerika Serikat untuk secara proaktif memperhatikan situasi tentang penegakan hak asasi manusia dan memperingatkan kemungkinan terjadinya konsekuensi diplomatik dan ekonomi akibat dari pelanggaran hak-hak asasi yang terus berlanjut.
“Indonesia memiliki peranan penting dalam memimpin kerjasama antar negara dalam regional Asia Tenggara – dan Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memberi contoh yang baik tentang bagaimana demokrasi seharusnya berjalan, namun akhir-akhir ini Indonesia belum menjalani tanggung jawab tersebut,” kata Sean Patrick Maloney. “Opresi terhadap warga negara Indonesia atas dasar agama, gender, atau orientasi seksual dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan terkikisnya masyarakat sipil dan saya tidak tega melihatnya.”
“Tindak kekerasan yang menargetkan individu LGBT di Indonesia adalah bagian dari tren yang terus berkembang yang didorong oleh kebencian dan ketakutan di seluruh dunia, termasuk di tempat-tempat seperti Chechnya, Bangladesh, dan tempat lain,” kata David Stacy, Direktur Urusan Pemerintahan Human Rights Campaign. “Dengan tidak adanya tindakan dari pemerintahan Donald Trump mengenai pelanggaran hak asasi manusia ini, kami berterima kasih kepada kepemimpinan Sean Patrick Maloney dalam menyerukan agar diakhirinya kekerasan tersebut dan memberikan pemberitahuan kepada pejabat Indonesia bahwa mata dunia sangat memperhatikan mereka.”
“Situasi yang mengkhawatirkan di Indonesia harus menjadi perhatian kita semua. Tidak mengherankan jika terjadi peningkatan pelanggaran terhadap populasi LGBT yang terjadi dalam konteks kemerosotan hak asasi manusia secara lebih umum, “kata Shawn Gaylord, anggota Dewan Advokasi Human Rights First. “Kami memuji Sean Patrick Maloney dan semua orang yang bergabung dengannya karena menunjukkan bahwa masih ada sikap kepemimpinan di Amerika Serikat yang tidak akan mundur ketika menyangkut hak asasi manusia individu LGBT di seluruh dunia.”
“Tindakan-tindakan yang menargetkan LGBT dan minoritas lainnya membahayakan reputasi Indonesia dalam hal toleransi, dan mengancam hubungan positif Indonesia- Amerika Serikat yang dilihat oleh banyak orang,” kata Mark Bromley, Ketua Dewan, Council for Global Equality. “Kami berharap pihak-pihak yang berwenang di Indonesia agar berusaha keras untuk secara sadar memasukkan individu LGBT Indonesia ke dalam hak-hak politik, ekonomi dan sosial yang sangat penting bagi semua keluarga. “
Sean Patrick Maloney memiliki catatan penting untuk mempromosikan hak asasi manusia di seluruh dunia. Pada tahun 2015, menyusul laporan bahwa pemerintah Turki mengirimkan polisi anti huru hara untuk membubarkan Istanbul Pride Parade 2015, Sean Patrick Maloney menghantarkan sebuah surat kepada pemerintah Turki yang mengungkapkan keprihatinannya dengan penanganan situasi tersebut. Tahun lalu, dia juga menghantarkan surat lain ke Arab Saudi yang menyatakan dukungan untuk komunitas LGBT Saudi dan menyoroti masalah hak asasi manusia di Kerajaan Inggris. Bulan lalu, Sean Patrick Maloney juga memimpin kampanye video untuk meningkatkan kesadaran akan pelanggaran hak asasi manusia di Chechnya untuk mencegah eskalasi kekerasan terhadap gay.
Surat tersebut juga didukung oleh Human Rights Campaign, Human Rights Watch, Human Rights First, dan Council for Global Equality. Sebanyak 36 Anggota Dewan juga ikut menandatangani surat tersebut bersama dengan Sean Patrick Maloney termasuk Eliot L. Engel (D-NY), Mark Takano (D-CA), Mark Pocan (D-WI), David N. Cicilline (D-RI), Jared Polis (D-CO), Frank Pallone, Jr. (D-NJ), Raúl M. Grijalva (D-AZ), Eleanor Holmes Norton (D-DC), James P. McGovern (D-MA), Alan Lowenthal (D-CA), Jackie Speier (D-CA), John Yarmuth (D-KY), Adriano Espaillat (D-NY), Salud Carbajal (D-CA), Jamie Raskin (D-MD), William R. Keating (D-MA), Seth Moulton (D-MA), Jerrold Nadler (D-NY), Gwen Moore (D-WI), Debbie Wasserman Schultz (D-FL), Katherine Clark (D-MA), Lucille Roybal-Allard (D-CA), Dina Titus (D-NV), Barbara Lee (D-CA), Brian Higgins, (D-NY) Pramila Jayapal (D-WA) Carol Shea-Porter (D-NH) Julia Brownley (D-CA), José E. Serrano (D-NY), Grace Meng (D-NY), Niki Tsongas (D-MA), Keith Ellison (D-MN), Carolyn Maloney (D-NY), Stephen F. Lynch (D-MA), Ted W. Lieu (D-CA), dan Colleen Hanabusa (D-HI). (R.A.W)
Surat dari anggota DPR Amerika Serikat dapat diunduh di bawah ini
[gview file=”http://suarakita.org/wp-content/uploads/2017/06/Indonesia-Letter.pdf”]
Sumber: