Search
Close this search box.

SuaraKita.org – Untuk pertama kalinya, Badan Imigrasi dan Pengungsi Kanada (Immigration and Refugee Board /IRB) menerbitkan pedoman/panduan untuk menyeleksi pencari suaka yang meninggalkan negara mereka karena alasan yang melibatkan orientasi seksual, identitas gender, dan ekspresi gender. Pedoman tersebut, yang dirilis minggu ini, menekankan pada kerentanan spesifik dan variabilitas budaya di antara minoritas seksual dan gender pencari suaka. Mereka harus membantu memastikan bahwa para pengungsi dan pencari suaka LGBT tidak akan menghadapi ketidakadilan dalam mencari  perlindungan di Kanada – atau menghadapi trauma dalam proses pencarian suaka.

Ketika Kanada kini menampilkan dirinya sebagai suar harapan bagi pengungsi LGBT -dimana tahun lalu, Perdana Menteri Justin Trudeau ikut berparade di acara Toronto Pride Parade bersama kelompok pengungsi gay Suriah – sekelompok masyarakat sipil mengkritik cara pemerintah untuk memproses pengakuan klaim suaka pengungsi LGBT. Dalam laporan tahun 2015 berdasarkan wawancara dengan 92 pencari suaka LGBT yang tiba di bawah pemerintahan Kanada sebelumnya, LSM Envisioning menemukan bahwa pencari suaka LGBT diminta untuk memberikan dokumentasi yang menunjukkan bahwa mereka menderita penganiayaan, tetapi juga ‘bukti’ tentang orientasi seksual dan/atau Identitas gender dan mereka menuduh pejabat imigrasi hanya mengandalkan stereotip yang kurang informatif tentang konsepsi identitas LGBT.

Pada tahun 2012, Badan Pengungsi PBB (United Nations Refugee Agency /UNHCR), menyatakan bahwa individu LGBT sering menyimpan “sebagian dari rahasia kehidupan mereka” dan menyarankan kepada pejabat yang bertugas untuk memproses persetujuan status seorang pengungsi bahwa “penyangkalan diri, penderitaan, rasa malu, keterasingan dan bahkan kebencian terhadap diri sendiri yang dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk bersikap terbuka tentang seksualitas seseorang atau identitas gender adalah faktor yang perlu dipertimbangkan. “

Pedoman baru Kanada ini mengingatkan para staf IRB bahwa pertanyaan seputar gender dan seksualitas harus diajukan secara hati-hati, pembuktian tentang orientasi seksual atau identitas gender seseorang mungkin tidak tersedia dari sumber khusus seperti anggota keluarga, dan bahwa stereotip LGBT – seperti mengasumsikan bahwa mereka tidak religius, atau tidak pernah melakukan hubungan seks heteroseksual – adalah tidak tepat.

Yang terpenting adalah panduan ini memberikan kerangka kerja yang berwelas asih dan realistis untuk mengevaluasi klaim suaka LGBT. Kanada mengakui bahwa penerimaan diri individu terhadap orientasi seksual atau identitas gender mereka menjadi “proses bertahap atau tidak linier.” Mereka juga mengingatkan pejabat pemberi suaka bahwa, akibat dari stigma sosial dan ancaman kekerasan yang kuat di tempat asal mereka, beberapa pencari suaka LGBT hanya akan memiliki kesaksian dari mereka sendiri untuk membuktikan identitas mereka.

Pedoman ini – yang dianggap tepat waktu karena Kanada sedang berhadapan dengan tindakan kekerasan anti-gay di Chechnya – harus dijadikan contoh bagi negara lain. (R.A.W)

Sumber:

HRW