Search
Close this search box.

[Liputan] Pencegahan Kekerasaan Seksual

 

Suarakita.org – Dalam rangka memperingati kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKTP), Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI bekerjasama dengan SGRC UI (Support Group and Resource Center), UN–WOMEN serta Seperlima (Komunitas yang aktif dalam isu kesehatan reproduksi dan seksualitas) mengadakan seminar bertajuk pencegahan kekerasan seksual, Kamis (3/12). Dalam kesempatan tersebut, hadir sebagai pembicara adalah Dr. Phil. Dewi Candraningrum (Jurnal Perempuan), Ni Made Martini Putri, M.Si (Puska Perlindungan Anak UI) dan Syaldi Sahude (Aliansi Laki-Laki Baru).

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKTP) merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Kampanye ini pertama kali digagas oleh Women’s Global Leadership Institute pada tahun 1991. kali oleh Komnas Perempuan pada tahun 2003. Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan setiap tahunnya dilaksanakan sejak tanggal 25 Nopember yang merupakan hari Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan Internasional, hingga 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia Internasional. Enam belas (16) hari ini dipilih dengan harapan seluruh komponen masyarakat, baik aktivis, pemerintah, akademisi, maupun masyarakat secara umum, memiliki waktu yang cukup untuk membangun strategi dan bergerak serentak dalam agenda bersama untuk melawan kekerasan terhadap perempuan.

Sebagaimana yang telah kita ketahui, angka kekerasan seksual, ironinya senantiasa meningkat setiap tahun. Data yang dilansir oleh Lembar Fakta Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan, setidaknya mencatat sebanyak 1748 kasus kekerasan dalam pacaran (KDP) dan 843 kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi. Oleh sebab itu, seminar ini bermaksud untuk memberikan pencerahan tentang bagaimana pentingnya pemahaman terhadap tubuh dan seksualitas sejak dini (keluarga) serta penanaman nilai-nilai kesetaraan akan membantu kita untuk mencegah kekerasan seksual di masa depan.

“Sebagai unit terkecil dalam negara, keluarga merupakan agen sosialisasi utama yang dapat diandalkan untuk membetuk generasi yang sadar akan kesetaraan dan seksualitas anak, sehingga di masa depan nantinya, harapan akan menurunnya angka kekerasan terhadap siapa saja bisa terlaksana.” Tutup Syaldo. (Wida)