Search
Close this search box.

Kelompok seminari Yahudi Masorti di Israel kemarin akhirnya mengizinkan seorang homoseksual mengikuti pendidikan agama dan dilantik menjadi rabbi. Keputusan ini hasil pemungutan suara alot antara para pemimpin sekte itu.

Surat kabar Haaretz melaporkan, Jumat (20/4), pemungutan suara itu diikuti 18 rabbi utama sekte Masorti. Hanya seorang abstain, sisanya sepakat membolehkan gay menjadi pemuka agama Yahudi.

Presiden Majelis Rabbi Konservatif Israel Mauricio Balter menyatakan dukungan atas keputusan para rahib kelompok Masorti. “Hal ini merupakan sebuah kemajuan dalam pengembangan hukum Yahudi, kita memang seharusnya menganggap gay dan lesbian setara dengan manusia lainnya,” ujar Balter.

Seminari Masorti memiliki seminari yang memberi pendidikan bagi calon rabbi. Selain pelajaran kitab seperti Talmud dan Taurat, kelompok ini juga membuka kajian agama secara formal hingga jenjang strata dua.

Masorti selama ini dikenal sebagai sekte berpaham Yahudi dan Zionisme garis keras, termasuk tidak mengizinkan kaum gay berpeluang menjabat pemuka agama. Namun, sikap kelompok ini akhirnya melunak karena tekanan kalangan Yahudi Amerika Serikat.

Seminari Masorti cabang Amerika sejak lima tahun terakhir sudah mengizinkan pria gay belajar agama. Kelompok reformis dari Negeri Paman Sam ini mendesak pelbagai sekte konservatif di Israel buat melakukan hal serupa.

Meski demikian, keputusan ini bukan tanpa perlawanan dari kalangan konservatif. Merujuk hukum Taurat, hubungan sesama jenis dilarang keras. Tidak heran beberapa rabbi dari kelompok seminari Masorti memilih keluar karena organisasi mereka memberi izin seorang gay menjadi rohaniwan.

Dari seluruh seminari konservatif di penjuru dunia, tinggal Yerusalem dan Buenos Aires, Argentina, yang berkukuh melarang homoseksual mengikuti pendidikan mereka.  [fas]

sumber : http://www.merdeka.com