Search
Close this search box.
Taiwan menjadi salah satu negara di Asia yang cukup terbuka dan tidak mendiskriminasi pasangan sesama jenis, atau yang memiliki orientasi seksual sebagai pencinta sesama jenis. (Reuters/Pichi Chuang)
Taiwan menjadi salah satu negara di Asia yang cukup terbuka dan tidak mendiskriminasi pasangan sesama jenis, atau yang memiliki orientasi seksual sebagai pencinta sesama jenis. (Reuters/Pichi Chuang)

Suarakita.org- Ratusan pendukung gay turun ke jalan-jalan besar di Taipei pada Sabtu (11/7). Mereka melambaikan bendera pelangi, menyalakan lilin dan meneriakkan ‘gay masih memberikan suara’ sepanjang jalan menuju gedung parlemen dan kantor dua partai politik besar Taiwan.

Pengesahan pernikahan sesama jenis oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat beberapa waktu lalu menimbulkan gejolak gerakan pendukung gay di Taiwan. Pada Januari mendatang, parlemen Taiwan akan menentukan mengenai kebijakan rancangan undang-undang mengenai pernikahan, termasuk bagi sesama jenis.

“Masyarakat Taiwan telah mencapai titik di mana menerima keberadaan pernikahan sesama jenis,” ujar salah satu pemrotes, Rafael Tsai.

“Memalukan ketika politisi tampak tidak bersama kami,” lanjutnya.

Pada 2013 lalu, sekitar 1.200 warga Taiwan berkumpul dan melakukan aksi 'pesta pernikahan' palsu untuk mendesak pemerintah melegalkan UU pernikahan sesama jenis di Taiwan. (Reuters/Pichi Chuang)
Pada 2013 lalu, sekitar 1.200 warga Taiwan berkumpul dan melakukan aksi ‘pesta pernikahan’ palsu untuk mendesak pemerintah melegalkan UU pernikahan sesama jenis di Taiwan. (Reuters/Pichi Chuang)

Taiwan merupakan salah satu negara di Asia yang menerima keberadaan kaum gay, tidak mendiskriminasi dan bersikap terbuka.

Berdasarkan survei terakhir, mayoritas penduduk Taiwan menerima pernikahan sesama jenis dan studi baru-baru ini dari Kementerian Kehakiman menganjurkan pengesahan aturan pernikahan sesama jenis.

Sejauh ini, belum ada pengakuan resmi mengenai status pasangan sesama jenis di Taiwan. Selain itu, masih banyak pula yang ragu dan menyembunyikan jati diri dari orang tua mereka mengenai orientasi seksualnya.

“Ada perpecahan generasi yang cukup besar mengenai masalah ini,” ujar pencetus RUU pernikahan yang kini terhenti, Mei Nu Yu.

“Mereka yang menentang umumnya berasal dari generasi tua, yang kebetulan banyak menjadi perwakilan di DPR,” lanjutnya.

Partai oposisi Yu, Partai Progresif Demokratik (DPP) mendukung hak gay sehingga menyebabkan suara pendukung lawannya, Partai Nasionalis yang berkuasa, menurun tajam, khususnya di kalangan anak muda.

Dorongan pernikahan sesama jenis di Taiwan memperlihatkan tantangan demokrasi di negeri ini. Sementara itu, China masih belum menunjukan tanggapan terkait kondisi Taiwan saat ini.(Teks:Ranny Utami)

Sumber: CNN Indonesia