Search
Close this search box.

Sekelompok peneliti dari Universitas Queen Mary di London, Inggris telah melakukan penelitian tentang kecenderungan seorang anak yang mungkin tumbuh menjadi seoranghomoseksual.

Secara mayoritas, faktor genetika-lah yang memainkan peranan besar dalam menentukan orientasi seksual seseorang. Seperti diketahui, umumnya laki-laki dan perempuan memiliki sifat yang berbeda, misalnya aja anak laki-laki cenderung lebih suka bermain ‘kasar dan berantakan’, sedangkan anak perempuan cenderung lebih lembut dan tenang. Sementara, anak-anak yang memiliki kecenderungan homoseksual berbeda lagi.

“Anak-anak yang kemudian menjadi homoseksual lebih mungkin memiliki perbedaan  dari sifat-sifat yang diharapkan atau kesesuaian jenis kelamin yang diharapkan,” kata tim dari Queen Mary University of London.

Sekitar 50-80 persen anak laki-laki yang tidak nyaman atas dirinya (jenis kelaminnya) akan tumbuh menjadi gay. Demikian halnya dengan satu dibanding tiga anak perempuan yang mengalami ketidaknyamanan gender akan tumbuh menjadi lesbian.

Kedua orang peneliti yaitu, dokter Qazi Rahman dan dokter Andrea Burri, percaya bahwa pada anak perempuan, faktor genetik sangat mungkin mempengaruhi ketidaknyamanan gender, yang selanjutnya juga akan mempengaruhi orientasi seksualnya.

Kedua peneliti itu juga melakukan penelitian terhadap 4000 perempuan kembar dan menanyakan pada mereka tentang ketertarikan seksual dan ketidaknyamanan gender. Dan hasilnya, mereka menemukan 25 persen pengaruh genetik pada orientasi seksual dan ketidaknyamanan gender pada anak sekitar 31 persen, menurut laporan jurnal Plos One.

sumber : http://androgynyme.com