Search
Close this search box.

Diskusi Kesehatan Komunitas Gay dan Waria Gorontalo

Suarakita.org- Selasa, 19 Mei 2015, Binthe Pelangi Gorontalo (BPG) dan Ikatan Waria Indonesia Gorontalo (IWIG) melakukan pertemuan bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Gorontalo. Kegiatan ini dihadiri oleh 6 Orang waria dan 8 orang gay yang datang beberapa Kabupaten-Kota di Gorontalo.

Pertemuan ini membahas penyakit AIDS di kelompok Gay,Waria, Lelaki Seks Lelaki (GWL). Acara dimulai pukul 13.00 WITA dan bertempat di D’cozy Cafe Gorontalo. Sri Wahyuni Hanunti S.KM, pengelola program KPA Kota Gorontalo dan merangkap sebagai staf Dinas Kesehatan Kota Gorontalo menjadi narasumber dalam kegiatan ini.

Acara ini dilakukan guna memberikan informasi seputar HIV/AIDS di komunitas GWL agar komunitas GWL bisa lebih memperhatikan kesehatan dirinya, “AIDS adalah penyakit dengan penyebarannya paling banyak melalui seks bebas yang sering tidak menggunakan pengaman seperti kondom”, kata Sri Wahyuni Hanunti.

Sri Wahyuni juga menegaskan agar tidak ada stigma dan diskriminasi terhadap teman-teman sesama GWL dan ODHA. Sri Wahyuni pun menambahkan agar tidak membeberkan status teman-teman yang yang sudah positif AIDS, “Menyikapi kasus yang terjadi sekarang, ada salah seorang perawat yang telah membeberkan kasus orang yang positif AIDS melalui media sosial BlackBerry Masengger, karena itu kami ingin menegaskan bahwa semua ada undang-undang, jika itu terjadi pada kita, maka kita bisa kena pelanggaran hukum dan proses hukum akan berjalan”, tegasnya.

Tidak hanya AIDS, Sri Wahyuni membahas pula sejumlah penyakit menular seperti hepatitis, “Penyakit yang juga patut kita cegah adalah hepatitis, karena jika hepatitis yang sudah stadium C, penularannya sudah semakin cepat yakni melalui keringat”, jelasnya. Mendengar penjelasan itu membuat beberapa waria kaget dan ingin bertanya,“Lalu bagaimana cara kita agar tidak tertular dari penyakit hepatitis? Sedangkan cara penularannya sudah sangat ekstrim”, tanya Amanda, seorang waria yang datang dari Kota Gorontalo.

“Bagaimana agar kita tidak tertular penyakit hepatitis tentunya kita harus berhati-hati dengan mereka yang sudah terjangkit hepatitis, tidak semua hepatitis bisa menular melalui keringat karena itu tergantung masa kerja virus itu bekerja, makanya itu teman-teman waria kalau di salon sebisa mungkin menggunakan hanskun (sarung tangan – red) saat melayani pelanggan”, jelas Sri Wahyuni.

Kemudian pertanyaan seputar HIV/AIDS datang dari seorang peserta, “Bu, yang saya dengar bahwa ARV itu harus diminum setiap hari lalu efek sampingnya sangat menyakitkan bagi mereka yang menggunakan ARV, lalu bagaimana Ibu menyikapi hal ini”, tanya Koko Vallent.

“Ya, memang ARV harus dikonsumsi setiap hari dan obat ARV tidak hanyalah satu melainkan banyak yang harus mereka konsumsi dan memang ada efek samping pada ARV apalagi mereka yang baru mulai menggunakan ARV akan kaget dengan efek samping tersebut” Tutur Sri  Wahyuni.

Diskusi berlangsung aktif karena banyak peserta yang terus bertanya. Menurut mereka informasi ini sangat penting mengingat masih kurangnya informasi yang mereka dapatkan, “Tentunya informasi yang diberikan ini sangat bermanfaat bagi kami, karena bisa mengetahui bagaimana AIDS dan penyakit-penyakit lain”, tutur Wanda, salah satu waria dari BPG.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada OBK IWIG dan BPG karena adanya OBK ini kami lebih mudah menjangkau waria sehingga program KPA bisa berjalan lancar dan berhasil mendapatkan reward”, kata Sri Wahyuni. Pertemuan berakhir pukul 15.00 WITA yang kemudian ditutup dengan makan bersama di D’Cozy Cafe dengan penuh canda.(Adit)