Search
Close this search box.

WASHINGTON – Bursa calon presiden (capres) AS dari Partai Republik mulai mengristal. Itu terjadi setelah salah seorang kandidat capres, Rick Santorum, mengambil keputusan penting. Selasa waktu setempat (10/4) atau Rabu WIB (11/4), mantan senator Pennsylvania tersebut mengumumkan pengunduran dirinya dari ajang perebutan tiket capres Partai Republik.

Keputusan politikus 53 tahun itu jelas menuai tanggapan positif dari mantan Gubernur Massachusetts Mitt Romney yang menjadi pesaing terberatnya. Kini makin jelas sinyal bahwa pemilihan presiden (pilpres) pada 8 November nanti bakal menjadi pertarungan antara Romney dan incumbent (presiden saat ini) Barack Obama.

“Berkali-kali, mereka kgatakan kepada kita, “Lupakan saja. Anda tidak bisa menang.” Tetapi, sebenarnya kita menang dalam bentuk yang lain,” tutur Santorum dalam pidato pamitannya di sebuah hotel di Kota Gettysburg, Adams County, Negara Bagian Pennsylvania.

Menurut dia, melalui kampanye, timnya telah berhasil menyentuh hati banyak orang dan mengajak publik peduli pada isu-isu yang terpinggirkan. Kemenangannya itu, lanjut Santorum, memang tidak terlihat secara kasat mata. Tetapi, dia yakin ideologi dan wacana religius yang dia sebarkan lewat rangkaian kampanyenya sejak Januari lalu bakal memberikan perubahan dalam masyarakat. Paling tidak, meningkatkan peran kalangan Kristiani dalam masyarakat dan memopulerkan lagi metode keluarga berencana (KB).

Sejak awal, bapak delapan anak (seorang di antaranya meninggal) itu memang fokus pada topik-topik agama dan keluarga. Dia juga cenderung berkonsentrasi pada isu sosial, seperti aborsi dan pernikahan sejenis, ketimbang isu ekonomi dan politik yang menjadi topik utama Romney dalam rangkaian kampanyenya. Meski demikian, Santorum sukses menggalang banyak massa.

Mundurnya Santorum menuai reaksi positif berbagai pihak. Romney yang saat itu sedang berkampanye di Kota Wilmington, New Castle County, Negara Bagian Delaware, menyambut baik keputusan pesaing terberatnya tersebut. “Ini merupakan hari baik bagi saya,” katanya di hadapan para pendukungnya.

Di mata Romney, Santorum merupakan kandidat capres yang mumpuni. “Dia adalah sosok yang penting. Saya yakin dia akan tetap memberikan kontribusi besar di Partai Republik,” ujar politikus 65 tahun itu. Tanpa Santorum, Romney optimistis bakal meraih lebih banyak kemenangan dalam rangkaian primary dan kaukus di 19 negara bagian yang masih tersisa.

Selain Romney, para petinggi Republik pun menyambut baik pengunduran diri Santorum. Republican Governors Association (RGA) menilai keputusan itu sebagai sinyal penting bagi Republik untuk bersatu mendukung Romney. Bob McDonnell, gubernur Virginia sekaligus ketua RGA, mengimbau kalangan konservatif, independen, dan moderat di partainya bersatu.

“Saya yakin, kini Republik punya peluang emas untuk mengakhiri masa jabatan Barack Obama. Jadi, kita semua harus fokus pada tujuan bersama, yakni memenangkan kursi presiden,” tuturnya lewat program CBS This Morning yang ditayangkan kemarin (11/4). Dalam kesempatan itu, dia berharap agar Santorum ikut memberikan dukungan pada Romney.

Para pakar dan pengamat politik AS juga mengomentari mundurnya Santorum. Alan Abramowitz dari Emory University menilai keputusan Santorum sebagai momentum penting bagi Republik. Kini hanya tersisa Romney sebagai satu-satunya kandidat yang paling ideal untuk bertarung dengan Obama dalam pilpres.

“Sekarang, Romney bisa lebih fokus pada upaya untuk mempersatukan Partai Republik dan menghadapi Obama dalam pilpres mendatang,” terang Abramowitz. Hal sama juga dipaparkan Steffen Schmidt, dosen ilmu politik pada Iowa State University, dan John Pitney, pengamat politik dari Claremont McKenna College. Ini berarti Romney bakal bersaing dengan Obama. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)

sumber berita : http://www.jpnn.com

sumber foto : www.businessweek.com