Search
Close this search box.
Keputusan Gereja Presbyterian mendapat kecaman setelah mengubah definisi pernikahan dalam konstitusi sehingga memungkinkan pasangan sesama jenis menikah. (Ilustrasi/Thinkstock/Markus Schieder)
Keputusan Gereja Presbyterian mendapat kecaman setelah mengubah definisi pernikahan dalam konstitusi sehingga memungkinkan pasangan sesama jenis menikah. (Ilustrasi/Thinkstock/Markus Schieder)

Suarakita.org- Dalam ajaran Kristen, pernikahan didefinisikan sebagai komitmen antara seorang pria dan perempuan. Demi melegalkan pernikahan sesama jenis, Gereja Presbyterian Amerika Serikat memutuskan untuk mengubah definisi tersebut pada Selasa (17/3).

Dilansir Reuters, para pemimpin gereja lokal sepakat untuk mengubah sususan kata dari konstitusi untuk mendefinisikan pernikahan sebagai komitmen “antara dua orang, secara tradisional laki-laki dan perempuan.”

Perubahan dalam konstitusi di gereja yang berbasis di Kentucky, AS, tersebut telah direkomendasikan oleh Majelis Umum Gereja sejak tahun lalu. Setelah melalui pemungutan suara pada Selasa (17/3), mayoritas sebesar 86 suara memilih untuk mengubah susunan kata tersebut.

Menurut keputusan, regulasi tersebut akan berlaku terhitung mulai 21 Juni mendatang.

Usulan ini sebenarnya sesuai dengan hasil keputusan pertemuan antara para sesepuh dan menteri gereja pada Juni lalu yang memungkinkan pendeta menikahkan pasangan sesama jenis. Para sesepuh dapat memilih untuk melakukan pilihan tersebut atau tidak di negara bagian masing-masing.

“Mari kita berdoa agar kira dapat membiarkan Roh Kudus menciptakan panggilan umum dalam diri kita untuk mengikuti Kristus dan tetap menghormati keyakinan masing-masing,” ujar Sekretaris Majelis Umum, Gradye Parsons, dalam sebuah pernyataan.

Beberapa pemimpin gereja mengaku khawatir pengesahan pernikahan sesama jenis akan membuat lebih banyak umat berpaling lantaran menganggap hal tersebut bertentangan dengan ajaran kitab suci.

Gereja yang dikenal dengan sebutan PCUSA ini awalnya memiliki lebih dari 1,7 juta anggota. Namun, jumlah tersebut merosot lebih dari 500 ribu jiwa selama satu dekade belakangan.

Kecaman lain datang dari kelompok konservatif PCUSA di bawah naungan Komite Awam Presbyterian.

“Ini adalah hari-hari yang benar-benar sulit bagi kedua belah pihak di dalam PCUSA dan denominasi lain yang telah membuat pilihan ini di masa lalu,” kata Presiden Komite Awam Presbyterian, Carmen Fowler LaBerge.

Menurut profesor etika Kristen dari Univeristas Mercer, David Gushee, keputusan perubahan definisi pernikahan ini diikuti oleh denominasi lain seperti Persatuan Gereja Kristus. Beberapa jemaat memang kabur. Namun, Gushee percaya bahwa jemaat lain juga akan berdatangan.

“Dalam Kristen, kita melihat banyak denominasi jatuh akibat menelantarkan stigma sejarah dengan menolak kaum homoseksual dan hubungan sesama jenis,” katanya.

Mahkamah Agung AS juga kini tengah menggodok regulasi apakah mereka dapat melarang pernikahan sesama jenis. Namun, hal ini diperbolehkan di setidaknya 36 negara bagian dan Distrik Kolombia. (stu/stu)

Sumber: CNN Indonesia