Search
Close this search box.

1392776650Suarakita.org- Puluhan perempuan Kazakhstan ditangkap otoritas setempat karena memprotes kebijakan pemerintah yang melarang produksi dan penjualan celana dalam berenda.

International Business Times melaporkan bahwa 30 perempuan ditangkap pada akhir pekan lalu karena memprotes kebijakan baru tersebut.

Saat hendak ditangkap, mereka mengenakan celana dalam berenda pada kepala mereka dan sambil berteriak, “Kebebasan untuk Celana Dalam.”

Salah satu dari tujuh perempuan yang melakukan demonstrasi di Almaty melambaikan tangannya untuk menyatakan bahwa pakaian dalam yang dipegangnya adalah stok terakhir yang dia miliki.

Sementara pendemo yang lain mengatakan pada televisi independen Rusia, Rain TV, bahwa para warga diperingatkan lewat pesan di ponsel mereka untuk tetap berada di rumah dan tidak bergabung dalam demonstrasi tersebut.

Produksi, impor dan penjualan baju dalam berenda berbahan sintetis akan dilarang mulai Juli 2014 mendatang di Kazakhstan, Rusia dan Belarus.

Undang-undang yang telah disahkan dalam Serikat Bea Cukai sejak 2012 itu akan secara resmi melarang peredaran pakaian dalam yang tidak memenuhi 6 persen penyerapan kelembapan dan dianggap berpotensi membahayakan perempuan.

Penyerapan kelembapan pada bahan kain sintetis yang sangat populer di kalangan wanita itu dilaporkan hanya berkisar sekitar 3 hingga 3,6 persen saja.

Pemerintah mengatakan aturan ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari penggunaan bahan murah yang bisa memberikan dampak kesehatan yang negatif.

Dengan diberlakukannya aturan baru ini, celana dalam berenda harus disingkirkan dari rak-rak toko per 1 Juli 2014 mendatang, kata Velery Koreshkov, menteri aturan teknis di Uni Ekonomi Eurasia.

Semua perusahaan harus mengikuti aturan tersebut, walau mereka banyak yang berpura-pura tidak tahu dan menganggap aturan ini sebagai hal yang baru, kata Koreshkov.

Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia sebelumnya telah mengumumkan bahwa pihaknya telah berusaha membatalkan aturan ini setrelah menerima banyak keluhan dari produsen pakaian dalam.

Aturan yang dianggap berlebihan ini menuai banyak kritikan. Berbagai foto yang tersebar di media sosial membandingkan celana dalam motif renda dengan celana dalam berbahan katun di zaman Soviet.

Menurut para pakar, berbagai perusahaan pakaian dalam Rusia harus membuang 90 persen stok mereka jika aturan ini tidak diamenden sebelum musim panas.

Sumber : beritasatu.com