Madonna berencana untuk bersuara melawan undang-undang anti-gay yang baru di St. Petersburg, Russia, dimana dia akan melakukan pagelaran konser tunggalnya di bulan Agustus, seperti yang dilansir kantor berita Bloomberg.
“Saya tidak akan kabur dari kesulitan,” ucap dia di beberapa layanan surat kabar selasa malam. “Saya akan berbicara selama pertunjukan mengenai kekejaman yang sangat bodoh ini.”
Sang bintang mengacu pada larangan “Aktivitas berpromosi di ruang publik yang berbau Homoseksualitas” untuk yang dibawah umur, dan komunitas-komunitas gay di rusia mengatakan bahwa hal itu akan memberikan dampak dari pelarangan perayaan LGBT pride di Rusia. Dan undang-undang itu sendiri, telah ditanda tangani oleh Gubernur St. Petersburg, Georgy Poltavchenko tanggal 7 Maret setelah menerima persetujuan dari badan legislatif, mengatakan pro-gay “propaganda” dapat memberikan anak muda “persepsi atau pandangan yang salah mengenai hubungan antara yang tradisi dan yang bersifat bukan tradisional sebenarnya setara.”
Beberapa aktivis yang pro-LGBT juga menyerukan kepada turis pengunjung dan beberapa selebriti untuk memboikot kota tersebut, tetapi Madonna sendiri berencana untuk melakukan pendekatan yang berbeda disaat dia menunggu konsernya yang akan diadakan tanggal 9 Agustus nanti. “Saya akan datang ke St. Petersburg bersuara untuk komuniats gay dan untuk memberi kekuatan serta inspirasi kepada siapa saja bagaimana itu rasanya tertekan, ” Dia juga menyebutkan di E-mail-nya kepada Kantor berita Bloomberg. “Saya adalah pejuang kebebasan.”
Dan ternyata, dukungan Sang Diva Madonna terhadap LGBT, yang beritanya telah dipublikasikan di halaman Facebook pada Rabu lalu, “mendukung komunitas LGBT Rusia” dan dia juga berjanji menentang pelarangan kampanye LGBT di Ruang Publik. Itupun akhirnya menuai reaksi protes dari kalangan Pemerintahan Rusia.
Vitaly Milanov, yang mensponsori undang-undang, dan merupakan sekutu Putin, mengatakan kepada kantor berita Interfax, Rusia, bahwa dirinya “siap untuk secara personal menghadiri konser yang bakal digelar” untuk “mengendalikan muatan moralitasnya.”
Pernyataan Madonna sebenarnya dipicu dari sebuah artikel yang ditulis oleh Masha, wartawan Rusia/Amerika, Gessen, yang mendesak para penyanyi, dan bersama dengan beberapa sponsor seperti Mercedes-Benz dan PepsiCo, untuk memboikot kota-kota yang masih memberlakukan “propaganda homoseksualitas laki-laki, lesbianisme, biseksualitas dan transjenderisme serta kaum minoritas lainnya. ”
Reaksi terhadap pernyataan Madonna telah mendapat respon di antara para aktivis hak-hak gay di Rusia. Nikolai Aleksev misalnya, kepala kelompok advokasi Gay Rusia yang cukup vokal menulis dalam blog pribadinya: “Jika hukum tetap diberlakukan, Madonna bisa saja membatalkan konsernya dan meninggalkan Rusia, Dan yang terpenting, segenap LGBT rusia akan menanggung beban moral, yaitu rasa malu yang mendalam.
Sementara kelompok Jaringan LGBT Rusia lainnya, sudah berbicara menentang taktik. Menurut kantor berita ABC, Igor Kochetkov, ketua jaringan tersebut, mengatakan bahwa, ucapan penyanyi (baca: Madonna) yang bermaksud mendukung hak-hak gay untuk jutaan penggemarnya di Rusia akan jauh lebih baik dari pada hanya sekedar boikot- memboikot atau apapun itu.
Diambil dari advocate.com dan berbagai sumber.