Search
Close this search box.

Albany, NY – kemarin malam menorehkan sejarah dengan menjadi negara bagian keenam dan terbesar yang melegalkan pernikahan homoseksual.

Senat negara bagian tersebut meloloskan RUU tersebut dengan selisih 33-29 dan Gubernur Cuomo langsung menandatanganinya lima menit sebelum tengah malam.

Dan sekarang, pernikahan homoseksual di altar dapat dimulai setelah 30 hari RUU tersebut disahkan. “Negara bagian ini, di saat terbaiknya, adalah sebuah mercusuar bagi keadilan sosial,” kata Cuomo, yang menjadi ujung tombak perjuangan ini. “Kita telah mencapai tingkat keadilan sosial baru pada malam ini.”

New York bergabung bersama Connecticut, Massachusetts, Vermont, New Hampshire, Iowa, dan juga Washington D.C., dalam melegalkan pernikahan homoseksual.

Setelah pengambilan suara diumumkan, para pengunjung yang berada di ruangan yang biasanya senyap langsung meneriakkan “USA! USA!” Baru dua tahun yang lalu ketika pernikahan homoseksual kalah telak di negara bagian yang pada saat itu didominasi Partai Demokrat dengan seluruh suara menentang dari kubu Republik.

Kemarin, setelah menunggu ketidakpastian selama berhari-hari, empat anggota Republik bergabung bersama 29 Demokrat untuk memberikan satu suara tambahan yang diperlukan untuk meloloskan RUU tersebut.

Cuomo menyebut keempat anggota Partai Republik tersebut – Stephen Saland (Poughkeepsie), Mark Grisanti (Buffalo), Roy McDonald (Saratoga Springs) dan James Alesi (Rochester) – sebagai “para pemberani dan pemegang prinsip.” Sebelum pengambilan suara, Grisanti dan Saland mengatakan bahwa mereka belum menentukan pilihan. Selama debat berlangsung, keduanya dibesarkan dalam keluarga tradisional di mana pernikahan dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan.

Keduanya menyadari bahwa mereka akan membuat berang banyak orang atas pilihan mereka, terutama Grisanti yang baru beberapa minggu yang lalu menegaskan bahwa dia akan menentang RUU tersebut. Grisanti mengatakan bahwa sebagai seorang Katolik dia menentang redefinisi pernikahan, tetapi sebagai seorang pengacara dia tidak bisa membenarkan pengabaian hak pasangan homoseksual yang semestinya mereka terima.

“Seseorang bisa lebih bijak hari ini ketimbang kemarin tetapi dia tidak patut dihargai apabila dia gagal melakukan tugasnya,” kata Grisanti. Bagi pasangan homoseksual, pernikahan bermakna lebih dari sekadar pertukaran cincin. Untuk pertama kalinya mereka berhak atas 1324 keistimewaan pernikahan yang disahkan negara bagian yang selama ini diberikan kepada pasangan heteroseksual. Pasangan homoseksual tetap tidak bisa mendapatkan keistimewaan pernikahan federal karena adanya Defense of Marriage Act.

Ruangan Senat penuh sesak saat para pembuat kebijakan memperdebatkan RUU tersebut. Para aktivis homoseksual yang telah menginap selama berhari-hari di gedung Capitol saling berpelukan, bertangisan, dan bersukacita setelah hasil RUU tersebut diumumkan. Para penentangnya, yang selama berhari-hari memenuhi koridor di sekeliling ruangan Senat berdoa dan bernyanyi, bertekad untuk membalas para senator Partai Republik yang memberikan suara terhadap RUU tersebut.

Sebelum pengambilan suara tengah malam kemarin, 31 senator mendukung RUU pernikahan homoseksual – hanya membutuhkan satu suara lagi untuk meloloskan RUU tersebut. Kubu Republik menyayangkan hasil pengambilan suara tersebut selama berminggu-minggu. Sebagian menentangnya atas alasan agama atau moral sementara lainnya cemas reaksi balasan Partai Konservatif bisa membahayakan suara mayoritas tipis Partai Republik di tahun depan.

Kemarin, para senator Republik yang kubunya terbagi melakukan diskusi di ruangan tertutup selama enam jam untuk memutuskan apakah akan menyuarakan RUU kontroversial tersebut ke sidan, kata Sen. Kemp Hannon (R-Nassau).

Berbagai sumber mengatakan bahwa sekelompok kecil senator yang dipimpin oleh anggota Parta Republik dari Syracuse, John DeFransisco beradu pendapat untuk mengalihkan pengambilan suara di sidang untuk mendukung referendum publik. Pada akhirnya, banyak yang merasa bahwa lebih baik menyelesaikan isu penuh perdebatan ini di luar pertimbangan sebelum pemilu berlangsung pada tahun berikutnya.

Keputusan ini juga tercetus setelah Cuomo dan pemimpin legislatif lain menyepakati untuk menjamin bahwa kelompok agama tidak dapat dituntut apabila mereka menolak untuk melayani pasangan homoseksual. Hal tersebut juga menghalangi negara bagian untuk mengenakan sanksi, mendiskriminasi atau mencabut manfaat bagi kelompok agama. Status bebas pajak mereka atau potongan pajak properti mereka tidak akan dihapus.

Bahkan dengan proteksi seperti ini pun, para uskup Katolik negara bagian New York, dipimpin oleh Uskup Agung Timothy Dolan secara tegas menentang RUU pernikahan homoseksual. “Kami khawatir bahwa nilai pernikahan dan keluarga akan tergerus dengan adanya kelancangan yang dilakukan pemerintah ini,” kata para uskup dalam pernyataan mereka. Sidang Senat minggu kemarin tersebut meloloskan RUU ini untuk keempat kalinya sejak 2007.

Seorang pendukung RUU yang kelelahan tetapi berlega hati, Daniel O’Donnell (D-Manhattan), yang adalah seorang homoseksual, berharap masa depan yang cerah.

“Istirahat, Parade Gay Pride, dan kemudian rencana pernikahan.”

Sumber :  www.nytimes.com

Penerjemah : Devri