Kumpulan Puisi Karya : Topan Kejora*
Tekukur
Di bibir senja
Jenazah dedaunan
Diterbangkan angin sakal
Seekor Tekukur hinggap di lengan sukun tua
Terpana sehela nafasnya
Kau dengarkah dengus nestapa dari sana?
Bersemayam pada kita
Ingin senantiasa setia
Namun tetap saja gundah
Kutiupkan selembar bulu tekukur
Agar nafasku meliuk
Di aras Syurga
(TORA-Singkawang, 8 November 2013.)
***********************************
Takdir
Menengadahlah ke langit, jika gundah menjamah
dari arah yang tak terlihat, akan datang seribu pahala.
Kenapa cemaskan beras tinggal segantang
sedang langit mengucurkan hujan pada ikan-ikan
dan burung-burung di cakrawala
Jika menyangka, datangkan seribu pahala dengan
kekuatanmu
bisakah camar makan, sedangkan elang menyambar?
Selama hidup, kau takkan tahu
jika malam tiba kau akan lena sampai pagi
Aku, kau, dan anakmu
mungkin hidup seribu hari
seribu bulan, namun
tetap saja kan menuju sepi
(TORA-Singkawang, 5 Juni 2010)
************************************
Jarak Setelah Subuh
Jarak setelah subuh, aku lewati punggung waktu.
bersama cahaya kerontang menggantung di lengan
angin.
api mengendap di telapak kaki:
“Aku sedang mengais rezeki.”
Subuh telah berlari menuju petang, bersama gerimis
jingga,
ia mengenang di pelupuk matamu, aku masih saja
memandang ujung sepatu.
Malam telah berjanji kepada pagi
siang pun telah membujuk petang
lewat jerih yang bergelayut di tubuh
berpeluh,
juga segenggam recehan yang tumpah
di piring kaca
saat kita bersama senandung api:
“Aku telah mengais rezeki!”
(Sepanjang usia – 05 : 45 pm)
**********************************
Kepada Jenazah Mendung
Rintik gerimis telah berpulang tadi malam.
Kudengar sedu-sedan jatuh di lautan
Senyap bercerabu membius
Udara dan
bayang-bayang kaku merayap lepas;
dapatkah nyawa tercabut tanpa mendung?
Jika mampu lumpuhkanlah
niat izroil itu.
Jangan kau hadang detik-detik menit
Jangan pula bendung takdir mendung
sebab runcing rintik pasti membekas
di dahan dan putik, menggelincir
meniadakanmu dari tangkai-tangkai milik-Nya.
(TORA – Ada dan tiada : 2010)
******************************************
Biografi Harimau
Kelebat Harimau saat pelatuk senapan mengincar jantung. Mencari belantara yang aman dari peluru bumi.
Mencari jejak kaki kawan yang telah lama musnah.
Menjadi tua dan belang-belang bercerabutan. Kemudian
mencari tempat di mana malaikat menginap.
Topan Kejora,
Rimba Passi, 2011
***********************************
*Biodata Penulis : Topan Wahyudi Asri (Topan Kejora / Topas Singkawang), kelahiran Pontianak 6 September, tinggal di Singkawang, Indonesia, senang menulis puisi dan cerpen, karya-karya puisi pernah diterbitkan di beberapa suratkabar harian: SKH Pontianak Post, Majalah Sory Teenlit Magazine dan di media online sastra Kopi Sastera (KOSAS). Masih memintal mimpi untuk Antologi Puisi dan Cerpen.
Alamat Email :
topan78@gmail.com
topan_kejora78@yahoo.co.id